Ratusan Ton Ikan di WKO Mati Kerugian Mencapai Rp 4 miliar

Kematian ikan di perairan Waduk Kedungombo (WKO) wilayah Kecamatan Kemusu memukul para petani keramba. (doc.pri/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI- Ratusan ton ikan di Waduk Kedung Ombo (WKO)Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali mendadak mati, kondisi ini sangat memukul para petani keramba, nilai kerugian pun ditaksir mencapai Rp 4 miliar.
“Petani keramba yang terdampak sebanyak 31 orang. Kejadian ikan mati tersebut terjadi pada Sabtu- Minggu (31 Desember 2022 – 1 Januari 2022),” ujar Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali, Lusia Dyah Suciati, Senin 2 Januari 2022.
Menurut Lusia, pihaknya sudah berupaya memberikan bantuan dengan mengirimkan tenaga ke lokasi keramba. Selain membantu evakuasi ikan yang masih hidup, juga turut membantu pompa air untuk menyemprotkan air ke keramba.
“Tujuannya, agar sirkulasi air dan udara menjadi lancar kembali,” ujarnya.
Menurut Lusia, kematian ikan dipicu karena kekurangan pasokan oksigen dalam keramba. Hal itu terjadi dikarenakan selama seminggu terakhir cuaca buruk, hujan terus. Sinar matahari pun tertutup mendung.
Sehingga suhu air menurun drastis. Akibatnya, terjadi upwelling atau sebuah fenomena di mana air waduk yang lebih dingin dan bermassa jenis lebih besar bergerak dari dasar air ke permukaan akibat pergerakan angin di atasnya. Fenomena itu mengangkat sisa-sisa pakan dan kotoran dari dasar yang beracun. Dampaknya, sisa makanan ikan ikut terbawa naik memicu bertambahnya kadar amoniak. Sehingga kandungan oksigen dalam air semakin berkurang dan membuat ikan akhirnya mati.
“Karena kekurangan oksigen inilah yang memicu ikan- ikan mati. Fenomena ini rutin terjadi setiap tahun. Hanya saja, kali ini yang terbesar,” katanya.
Terkait hal itu, pihaknya senantiasa mengingatkan petani keramba agar waspada saat cuaca ekstrem. Sebisa mungkin, untuk memanen ikan yang sudah mendekati masa panen. Hal ini sekaligus untuk mengurangi populasi ikan dalam keramba.
Sebelumnya, salah satu petani keramba, Sumarno warga Kemusu mengatakan wabah upwelling itu terjadi sejak Sabtu 31 Desember. Banyak ikan di karamba mendadak mati dengan gejala lemas dan kemudian mengambang di permukaan. “Iya benar. Sudah muncul upwelling atau air keruh. Airnya sangat bau dari dasar waduk naik ke atas itu terjadi padaSabtu malam sekitar pukul 02.00 WIB. Banyak ikan petani karamba disekitar sini yang mati,” ujarnya.
Dikemukakan ada puluhan petani karamba di WKO wilayahnya yang ikannya mulai terdampak. Namun ia belum bisa menyebut jumlah detail ikan yang mati mendadak. Hanya saja, diperkirakan sudah ratusan ton ikan siap panen, mati akibat terkena dampak upwelling itu. Ikan yang mati mendadak itu mulai dari jenis Nila,Patin, Tombro dan lainnya. “Di wilayah ini ada sekitar 30 petani karamba,” jelasnya. (*)