FOKUS JATENG-BOYOLALI- Kematian ikan di perairan Waduk Kedungombo (WKO) wilayah Kecamatan Kemusu memukul para petani keramba. Terakhir pendataan, berat ikan yang mati total mencapai 200 ton dengan nilai kerugian hingga Rp 6 miliar.
Kasus tersebut menjadi perhatian jajaran Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali. Petugas Disnakan turun ke lokasi untuk pengecekan dan pengambilan sampel air.
“Ya, kami menurunkan tim untuk mengecek sampel air di sana,” ujar Kepala Disnakan Boyolali, Lusia Dyah Suciati, Selasa 3 Januari 2022.
Hasil pengecekan sementara, lanjut Lusia, diperoleh data bahwa kandungan fosfor dan PH air masih memenuhi syarat. Akan tetapi daya dukung perairan untuk keramba sudah overload.
Disisi lain, Disnakan Boyolali juga masih terus melakukan pendataan jumlah kematian ikan. Disebutkan terakhir pendataan, berat ikan yang mati total mencapai 200 ton milik 37 petani keramba. Sedangkan jumlah keramba total sebanyak 750 buah.
“Ya kami berharap kematian ikan tidak berlanjut sehingga kerugian tidak semakin bertambah. Untuk kejadian ini juga sudah resmi kami laporan ke Pemprov Jateng maupun Kementerian Kelautan dan Perikanan. Mudah- mudahan segera ada langkah lebih lanjut, termasuk bantuan bagi petani ikan,”katanya.
Dijelaskan, untuk ikan yang mati sudah dikubur oleh warga agar tidak mencemari lingkungan maupun perairan WKO. Sedangkan ikan yang masih bertahan hidup sudah dilakukan upaya penyelamatan, dengan cara memompa air ke dalam keramba untuk mendongkrak kandungan oksigen.
Pihaknya juga mengingatkan para petani keramba agar senantiasa waspada. Jika memasuki musim penghujan agar dilakukan upaya antisipasi. Salah satunya dengan mengurangi populasi ikan di dalam keramba. Ikan yang sudah layak jual agar bisa segera dipanen.
Senada, Sulistiyah Kepala Desa Wonoharjo, Kemusu, mengatakan kasus kematian ikan di perairan Waduk Kedungombo (WKO) wilayah Desa Wonoharjo, sudah terhenti. Namun demikian, kejadian itu cukup memukul para petani keramba.
Disebutkan rata-rata yang mati itu sudah ukuran konsumsi, mayoritas terdiri dari nila dan mujahir. Sedangkan yang mampu bertahan sebagian besar adalah jenis ikan patin dan lele.
“Ya, nilai kerugian total mencapai Rp 6,125 miliar. Kami juga sudah membuat laporan ke Pemkab Boyolali,” ujar Kades Wonoharjo. (*)