Belasan Tahun Warga Lereng Merapi-Merbabu Diresahkan Kawanan Kera Liar

Karena hidup berbatasan dengan kawasan hutan Merapi, warga pun terkadang maklum saja menjadi sasaran penjarahan monyet. (doc/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Belasan tahun berinteraksi dengan lingkungan masusia, membuat kawanan kera liar di kawasan lereang Merapi-Merbabu semakin pintar. Puluhan ribu kera liar kini tidak hanya menjarah komoditas pertanian di ladang warga. Setelah berkeliaran di pekarangan, kawanan kera juga semankin berani memanjat atap rumah warga.
“ Saya sempat merekam kawanan kera itu masuk pekarangan, menjarah buah rambutan yang baru saya beli,” kata Herman Kepala Desa Samiran Kecamatan Selo, Kamis 26 Januari 2023.
Kawanan kera itu juga menjarah hasil pertanian warga yang siap panen, seperti wortel kubis, jagung hingga tembakau pun dicabuti. Dia mengatakan sudah berbagai upaya dilakukan , seperti penanaman buah di habitat kera, namun semua mati karena bibit tanaman itu tertutup ilalang yang tinggi. Kemudian Warga juga berinisiatif memasang jaring disepanjang kebun pertanian. Kemudian menjaga dengan sistem ronda bergilir tiap harinya. Meski demikian, penanganan kera ini sebenarnya telah dikoordinasikan dengan pihak terkait.
“Sebenarnya sudah dua kali pertemuan dengan pihak terkait, termasuk Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Tapi belum ada solusi yang tepat,” jelasnya.
Kendati demikian, sejauh ini belum ada laporan serangan kera terhadap warga, namun untuk kerugian piahkanya belum bisa ditaksir. Mengingat sudah belasan tahun kera itu melakukan penjarahan. Selain itu serangan kera dilakukan secara bergilir.
“Satu koloni bisa ratusan ekor, bergilir untuk pengrusakannya, dari satu ladang ke ladang lainnya. Bahkan berani masuk pekarangan rumah yang dekat dengan jurang, atau pekarangan rumah,” jelasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Bambang Jiyanto mengamini masalah kera liar jadi PR. Dia menyebut ada puluhan ribu monyet yang tersebar di empat kecamatan. Mulai dari Selo, Cepogo, Musuk serta Tamansari. Keberadaan monyet liar tersebut memang meresahkan masyarakat. Karena kerap merusak lahan pertanian warga.
“Kita sudah koordinasikan dengan pihak terkait. Penanganannya memang sulit. Tapi ada wacana untuk menyebar burung hantu yang diharapkan bisa memangsa anakan monyet. Guna menekan populasinya. Tapi ini masih perlu dikaji lagi untuk penanganan yang tepat seperti apa,” katanya.(**)