FOKUS JATENG-BOYOLALI- Singkong meledag adalah jajan tradisional khas Boyolali. Nama Meledag sendiri merujuk singkong yang merekah dan empuk maknyusss saat disajikan.
Jika mulanya singkong meledag hanya dijual oleh pedagang kaki lima, kini mulai dipasarkan dalam bentuk beku.
Usaha rumahan ini sukses memasarkan produknya, bahkan pengirimannya hingga ke Jakarta, Surabaya, Bali dan Jogjakarta.
Ditangan Widaryanto (46) Dusun Berdug Wetan, Desa Sidomulyo, Ampel. Singkong bisa disulap jadi komoditi menguntungkan. Meski berkali-kali gagal, produksi olahan singkongnya berbuah manis.
Bisnis olahan singkong beku ini berawal saat Widaryanto dulunya hanya berjualan singkong keju dengan gerobak di pinggir jalan kawasan Kaliurang, Jogjakarta, hingga akhirnya banyak pembeli yang memesan singkong mentah. Melihat potensi itu, Widaryanto fokus berjualan dan produksi singkong beku dengan berbagai varian, yakni singkong meledag ori, singkong susu, singkong thailand serta singkong stik.
Singkong beku ini bisa disajikan dengan cara digoreng maupun di kukus.
“Awalnya, saya sewa outlet di depan swalayan di daerah Jogja. Jadi saya dua bulan itu sewa dulu, belum nemu jualan yang pas apa. Lalu coba jualan empek-empek dan donat. Gagal. Lalu muncul singkong, saya mencoba-coba. Ternyata gagal terus, singkong keras, ganyol dan gak enak. Saya evaluasi ternyata jenis singkongnya, lalu saya ganti. Dari situ awal mula buka gerobag singkong keju meledag,” katanya saat ditemui di rumahnya, akhir pekan lalu.
Setelah sempat booming, puluhan outlet itu kemudian dia jual. Dia kembali ke kampung halamannya di Dusun Berdug Wetan. Tepat di samping rumahnya, dibuat bangunan khusus produksi. Sedangkan singkong didatangkan dari Wonosobo dan sekitarnya.
“Sekarang bisa produksi sampai lima kuintal singkong perhari. Ada tiga varian rasa yang saya kembangkan. Varian origibal atau singland (Singkong Thailand). Itu saya kemas lengkap dengan fla-nya. Lalu, singkong susu yang direbus dengan susu agar gurih. Ada juga singkong kress dengan bentuk stik,” katanya.
Ketiga varian rasa ini sangat cocok dilidah masyarakat. Nyatanya, hampir 90 persen produksi singkong beku dijual ke Jakarta, Surabaya hingga ke Bali. Sisanya ke Jogjakarta dan beberapa di daerah Solo. Dia memasok pada outlet frozen food dan pusat oleh-oleh. Baru, para reseller mengambil ke outlet-outlet besar tersebut.
“Di Bali dan Jakarta, produk singkong ini biasanya digunakan oleh rumah makan maupun café sebagai hidangan snack,”ujarnya.
Dalam membuat produk singkong meledag setiap harinya dibutuhkan bahan baku singkong hingga 500 kilogram, untuk membuatnya pertama singkong dikupas kemudian disikat hingga bersih, setelah itu dipotong sesuai dengan ukuran.
Singkong kemudian digoreng setengah matang dan ditiriskan, untuk memberikan rasa asin, manis dan gurih. Singkong kemudian direndam kedalam bumbu. Terakhir sebelum di packing singkong disortir sesuai dengan ukurannya.
“Penggorengan butuh waktu 25 menit. Itu dua kali goreng. Kalau sudah tinggal didinginkan dan dipacking rapi. Baru disimpan di frezer. Nanti bisa tahan sampai berbulan-bulan.” (**)