Pembangunan Proyek Gudang Ritel Minimarket di Winong Disoal Warga

Pembangunan proyek gudang ritel minimarket di Dusun Ngangkruk, Desa Winong, Boyolali Kota dipertanyakan warga. (yull/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI- Pembangunan proyek gudang ritel minimarket di Dusun Ngangkruk, Desa Winong, Boyolali Kota diprotes warga. Pembangunan tersebut berada di selatan Jalan Solo-Semarang. Sebelumnya, akses menuju rumah warga ataupun kebun cukup mengandalkan jembatan. Namun pihak proyek menggali selokan di selatan jalan cukup dalam dan lebar. Warga kemudian memanfaatkan jalan Londo untuk akses ke Masjid, ladang, maupun pabrik kayu. Hanya saja, jalan tersebut belakangan juga sudah ditimbun tanah proyek.
Salah satu warga setempat, Subagyo, mengaku sudah berkali-kali melayangkan protes. Baik pada pelaksana proyek maupun desa setempat. Namun, belum menerima kejelasan. Dia memiliki kebun yang berada tepat di utara proyek. Seharusnya, kebun miliknya berbatasan dengan jalan Londo selebar empat meter.
“Ini kan jalan, muat buat mobil. Wong pabrik kayu saja lewatnya jalan ini. Tapi gimana? Kondisinya sudah ditutup tanah urug, sampai jalannya saja tidak terlihat,” ungkapnya.
Menurut warga sekitar, proyek pembangunan gudang ritel minimarket ini sudah berjalan sekitar lima bulan. Hilangnya jalan desa tersebut sudah berlangsung dua bulan. Warga kawasan timur pabrik kayu juga kesulitan mengakses jalan ke masjid. Begitu pula yang memiliki ladang di selatan proyek. Jika memutar ke jalan raya juga berisiko, jarena jalur cepat. Warga menuntut agar akses jalan bisa dihidupkan.
“Saya yang punya tanah juga gak diundang. Padahal akses saya ke kebun ya lewat jalan ini. Karena gak punya jembatan kan. Belum lagi, kebun saya jadi kena limpahan air hujan. Karena selokannya mengarah ke kebun saya tanpa dibuatkan akses air hujan. Saya minta akses jalan dihidupkan kembali. Karena ini jalan desa, di sertifikat juga sudah ada jalan. Masak ya nutup jalannya warga,” imbuhnya.
Senada, Muhsin warga yang lain, sempat memperlihatkan sertifikat tanahnya. Sesuai gambar denah, terdapat jalan desa di sisi selatan dan timur rumahnya. Namun, akses jalan tersebut sudah terputus. “Kalau sesuai denah di sertifikat kan memang ada jalan desanya. Kalau di tutup begini, warga mau ke Masjid, ke ladang sudah gak bisa. Wong gak ada jalannya karena diurug,” katanya.
Sementara, terkait proyek tersebut kepala desa setempat sejauh ini belum bisa ditemui.
Terpisah, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Boyolali, Insan Adi Asmono, membenarkan, pihaknya telah menerima laporan tersebut. “Kita akan cek ke lapangan, dari DPUPR (Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang), DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu) serta Satpol PP.” (*)