FOKUS JATENG-BOYOLALI-Tenaga Pendamping Profesional (TPP) Pusat Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) RI kunjungan dinas ke Kabupaten Boyolali (4/4/2023). Kunjungan dinas dalam rangka monitoring dan evaluasi (monev) Program Penguatan Pemerintah dan Pembangunan Desa (P3PD).
Kedatangan tim monev TPP Pusat untuk mengetahui perkembangan kegiatan P3PD di Provinsi Jawa Tengah (Jateng), salah satunya di Kabupaten Boyolali. ”Kami mengunjungi beberapa desa di Boyolali yang menjalankan kegiatan P3PD,” jelas Wahyu Hananto, TPP Pusat yang mendapat tugas monev di Provinsi Jateng.
P3PD merupakan program pemerintah dalam mendukung implementasi Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. Secara struktur, program ini dikawal oleh beberapa kementerian dan lembaga. Program ini diharapkan dapat membawa perubahan system pembinaan dan pengawasan kepada desa dan pemerintah daerah melalui inovasi pengembangan sistem peningkatan kapasitas yang efisien berbasis big data menggunakan teknologi digital.
Salah satu desa yang dikunjungi tim monev yaitu Desa Banyuanyar, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali. Kedatangan tim monev disambut oleh Kepala Desa Banyuanyar Komarudin dan dilanjutkan diskusi hangat di ruang kerjanya. Berbagai terobosan sudah dilakukan untuk menunjang digitalisasi masyarakat desa.
”Kami memiliki visi yaitu Desa Banyuanyar Mewujudkan sebagai Kawasan Desa Hijau dan Pintar (Green Smart Village) Menuju Desa Mandiri, religiuus, Berbudaya sesuai dengan Nilai-Nilai Pancasila,” terang Komarudin.
Misi yang dijalankan dari visi ini yang terkait dengan digitalisasi desa adalah meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat dan transparansi Berbasis Teknologi Informatika dan Smartphone (Digital Village). Digitalisasi desa ini kemudian dikembangkan kawasan desa wisata. Yakni Desa Wisata Edukasi, Kampung UMKM, dan Kampung Budaya.
Komarudin juga menjelaskan konsep-konsep yang dilakukan untuk mewujudkan program tersebut. Selain itu juga memaparkan kondisi geografis desa, kependudukan, tingkat pendidikan warga dan lain sebagainya. Dia juga menyampaikan produk-produk desa yang sudah diolah dan masuk pasar publik.
Setelah menyimak paparan Komarudin, Wahyu dan tim monev mengapresiasi Desa Banyuanyar yang sudah mampu mengembangkan digitalisasi desa. Hal ini sejalan dengan diskusi yang digelar di kantor TPP Kabupaten Boyolali kompleks kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermasdes) Boyolali bersama Tim Ahli (TA) Kabupaten Boyolali.
”Program digitalisasi desa ini harus dibarengi semangat teman-teman TPP dalam pendampingan di desa. TPP harus mulai bisa membuktikan kerja-kerja pendampingan melalui tulisan. Bisa ditulis di media cetak maupun online, blog dan lain sebagainya,” harap Wahyu.
Pendamping Desa, lanjut Wahyu, harus mampu menunjukkan kepada publik dan pemerintah bahwa kerja-kerja pendampingan memberikan dampak/perubahan yang bermanfaat bagi pembangunan, khususnya di desa. ”Untuk itu diharapkan TPP selalu aktif mempromosikan keberhasilan dan kerja kita melalui medsos. Agar kita tetap eksis dikenal dan mendapatkan pengakuan dari publik, user, dan pemerintah,” tambahnya. (*)