FOKUS JATENG-BOYOLALI-Warga Desa Gubug Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali mengenal pelaku pembunuhan sadis terhadap janda penjual bubur di Dukuh Sidosari desa setempat, Nuryanto(42) sebagai orang yang ramah.
Kepala Desa Gubug, Cepogo, Muh Hamid mengatakan keseharian Nuryanto dikenal sebagai orang yang biasa saja. Bahkan cukup ramah dan sering bergaul dengan masyarakat sekitar. Selain itu, dia juga dikenal baik dengan lingkungan sekitar. Jika ada kegiatan gotong royong, pelaku selalu ikut membantu. Sosoknya memang dikenal biasa saja. Awalnya, warga sama sekali tak menaruh curiga jika melihat tingkah laku pelaku selama ini.
“Setiap ketemu dia (pelaku) selalu menegur duluan. Jadi tidak pernah tahu juga kalau dia terpramen ataupun sering marah. Biasa saja, di lingkungan juga baik,” katanya. Selasa 11 April 2023.
Hamid mengakui memang kondisi perekonomian pelaku kurang mapan. Sehingga selama ini dia bekerja serabutan. Terakhir, dia bekerja sebagai kuli panggul menurunkan pakan ternak di salah satu toko warga. Jika pasokan pakan datang, maka Nuryanto akan dipanggil untuk nguli. Dia sendiri diketahui telah menikah sebanyak empat kali.
” Mudmainah itu sudah yang keempat. Yang sebelum-sebelumnya cerai, kurang tahu karena apa. Terakhir cerai ya sama yang Sukoharjo itu,” imbuhnya.
Nuryanto adalah keponakan Jumiyem (64), korban pembunuhan pada Kamis 6 April lalu. Ia di bunuh oleh Nuryanto dengan menggunakan linggis, ada luka tusukan didada dan dipelipis korban. Apalagi, korban merupakan janda tua yang tinggal sendiri. Begitu dianiaya tersangka, korban tidak bisa melawan. Bahkan suara teriakan korban juga tidak terdengar. Kini, Nuryanto bersama istri sirinya, Mudmainah, sudah diamankan di Mapolres Boyolali.
Muh Hamid membenarkan, pasca kejadian itu, banyak rumor tersebar terkait hubungan korban dan pelaku yang tidak harmonis. Ada salah satu warga yang mendapati keduanya tengah cekcok. Terkait masalah utang piutang, Hamid mengaku tidak tahu. Namun, kecurigaan masyarakat muncul saat pelaku tidak terlihat saat Jumiyem ditemukan tergeletak bersimbah darah. “Ya pasti tidak menyangka, cuma timbul kecurigaan itu kenapa setelah kejadian pembunuhan itu, ia tidak kelihatan. Kok tahu-tahu tidak ada, pergi begitu. Padahal dua hari sebelumnya ada disitu. Sejak dua hari sebelum kejadian kan selalu ada di Sidosari,” jelasnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Boyolali, AKP Donna Briadi, membenarkan aksi pembunuhan tersebut berawal dari sakit hati pelaku pada korban. Dikarenakan orangtua pelaku sering cekcok dengan korban terkait warisan. Selain itu pelaku juga ingin menguasai harta benda milik korban. Setelah menghabisi nyawa korban, tersangka melarikan diri dengan membawa sejumlah perhiasan dan harta korban. “Dari penangkapan terhadap tersangka dikembangkan, ada pihak lain yang membantu tersangka menjual barang hasil kejahatan istri siri pelaku, atas nama Mudmainah. Keduanya sudah diamankan di Mapolres Boyolali.” (**)