Koper JCH Kloter 1 Tiba di Asrama Haji Donohudan

Ratusan koper JCH itu kemudian diturunkan ke gedung di samping gedung Jeddah AHD. (doc.ist/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Tidak hanya mengantisipasi penyakit musim haji, seperti gangguan paru-paru. Sehingga Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan pemetaan Jamaah Calon Haji (JCH) dengan risiko tinggi dan penyakit kronis.
Menurut Petugas TKHI Kemenkes asal Boyolali dr Nugroho, prioritas calon jamaah haji (CJH) kali ini didominasi lanjut usia (Lansia). Sehingga petugas dari TKHI Kemenkes untuk mendampingi para CJH. Khusus dari Boyolali menerjunkan dua dokter dan lima perawat perawat. Kemudian, mereka akan dibagi yakni, satu kloter utuh didampingi satu dokter dan dua perawat. Sebab, CJH Boyolali terbagi menjadi dua kloter utuh dan dua kloter bergabung dengan Kabupaten Sragen dan Sukoharjo.
“Dari awal pemeriksaan haji dari awal sampai manasik kita sudah pemetaan dengan berkoordinasi dengan Kemenag. Berapa lansianya, berapa persen? Berapa yang menggunakan kursi roda, dan berapa yang perlu bantuan dengan orang lain, kita sudah pemetaan. Karena itu penting untuk koordinasi dan penindaklanjut dalam perjalanan,” katanya. Senin 22 Mei 2023.
Kemenkes juga menyiapkan satu klinik kesehatan lengkap dengan petugas untuk satu hotel. Pihaknya juga akan melakukan skrining kesehatan berkala terutama bagi JCH dengan risiko tinggi. Selain itu, TKIH juga membawa obat-obatan dari Tanah Air yang dibutuhkan. Bagi CJH dengan risiko tinggi dan sudah memiliki penyakit kronis tetap diminta membawa obat-obatan mandiri. Guna berjaga-jaga yang habis.
“Data sementara, dari kursi roda dari CJH Boyolali sekira 56 jamaah. Dan kami harus memantau, karena yang pakai kursi roda tentu harus persiapan kursi roda. Kita masuk pesawat, otomatis harus memberi tahu yang di sana kalau kita butuh dan akan disiapkan. Jadi ada koordinasi antara petigas kloter dengan PPIH pusat. Karena PPIH yang pusat kan sudah berangkat duluan untuk menyiapkan semuanya,” kata dia.
Sementara, Koper jemaah calon haji (JCH) kelompok terbang (Kloter) 1 tiba di Asrama Haji Donohudan (AHD), Senin. Sebanyak 352 koper JCH asal kabupaten Grobogan itu diangkut dengan truk boks kantor pos Indonesia. Ratusan koper JCH itu kemudian diturunkan ke gedung di samping gedung Jeddah.
Koper tersebut di screening dengan dilewatkan mesin x-ray. Apabila ditemukan barang-barang terlarang di dalam koper, petugas akan memanggil petugas kloter untuk menyaksikan pembukaan Koper untuk mengeluarkan barang tersebut.
” Seperti mejig jer, senjata tajam, korek api, gunting dan uang dalam jumlah banyak,” kata Humas PPIH Embarkasi Solo, Gentur Rachma Indriadi.
Uang memang sebenarnya dilarang untuk masuk ke dalam koper besar.Uang tunai jemaah sebaiknya di masukkan ke dalam tas jinjing atau tas tenteng (paspor). Selanjutnya, koper JCH akan ditimbang. Karena memang, berat koper yang masuk ke dalam bagasi pesawat terbang ini dibatasi maksimal.
” Untuk koper tas yang masuk ke bagasi ini maksimal 32 kilogram, sedangkan tas koper jinjing kabin, maksimal 7 kilogram,” jelasnya. (**)