Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo Resmikan Alun-Alun Pancasila di Boyolali

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menerbangkan 17 burung merpati, 8 burung perkutut dan 45 burung pipit sebagai simbol dari jumlah burung Garuda Indonesia. (doc/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memperingati peringatan hari lahir Pancasila di alun-alun Pancasila Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah pada Kamis 1 Juni 2023 pagi. Ganjar juga meresmikan alun-alun dengan simbol burung garuda raksasa yang menghadap langsung ke Gunung Merapi dan Merbabu. Ganjar Pranowo menjadi inspektur upacara yang diikuti oleh seluruh OPD Kabupaten Boyolali , pelajar kelompok masyarakat dan kelompok kesenian yang ada di Kabupaten Boyolali.

Dalam kesempatan itu, Ganjar juga meresmikan alun-alun Pancasila senilai Rp 8,747 miliar. Gubernur juga menerima Perda Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan (Wasbang), buku Boyolali kaya cerita dan Perbup Boyolali Metal. Kemudian menerbangkan 17 burung merpati, 8 burung perkutut dan 45 burung pipit sebagai simbol dari jumlah burung Garuda Indonesia.
“Boyolali punya perda tentang Pendidikan Pancasila dan kebangsaan, Boyolali punya perbup tentang bagaimana kerja bergotong royong bersama dan hari ini secara fisik Boyolali punya monumen yang cukup bagus lambing negara kita burung garuda persis didepan gunung Merapi dan ini bagian dari taman Pancasila yang bisa dipakai masyarakat untuk berkegiatan, UMKM bisa, olahraga bisa, ini bagian yang nanti bisa berkontribusi sebagai ruang umum bagi masyarakat dan nanti akan tau kita punya dasar kuat yang namanya pancasila dan kita akan gotong royong untuk menyelesaikan persoalan yang ada sehingga terasa ringan,” kata Gubernur dalam amanatnya.
Seusai upacara, Ganjar dan pejabat terkait lantas mengunjungi stand kios di selatan alun-alun. Ada 16 kios UMKM yang dinamai 15 desa di Kecamatan Cepogo. Lalu, satu kios dinamai FKDB atau forum komunikasi difable Boyolali. Khusus menjual pernak-pernik dan buah tangan hasil karya teman difable di Cepogo.
“Mudah-mudahan ini menjadi bagian yang bisa berkontribusi sebagai ruang umum bagi masyarakat dan mereka akan tahu, kita punya dasar yang namanya Pancasila, dan kita akan bergotong royong untuk menyengkuyung seluruh persoalan yang ada sehingga terasa ringan.”
Bupati Boyolali, M. Said Hidayat menambahkan monumen alun-alun Pancasila di Cepogo menjadi lambang kekokohan masyarakat. Monumen megah tersebut memiliki pilar-pilar tinggi. Lima di sisi utara dengan lambang sila pertama hingga kelima. Lalu pilar besar ditengah dengan lambang Garuda raksasa berukuran 10 x 10,6 meter. Lalu lima pilar di sisi selatan menjabarkan tiap sila Pancasila. Lambang Garuda raksasa tersebut terbuat dari tembaga dan merupakan buah karya perajin Tumang, Cepogo. Hal tersebut sebagai ikon dan mempromosikan kearifan lokal Boyolali.
Tak jauh dari monumen Garuda juga dibangun 16 kios dimana 15 kios diberi nama masing-masing desa di Kecamatan Cepogo, antara lain Bakulan, Cabean Kunti, Candigatak, Cepogo, Gedangan dan Genting. Selanjutnya Gubuk, Jelok, Jombong, Kembang Kuning, Mliwis, Paras, Sukabumi, Sumbung dan Wonodoyo. Kemudian satu kios lagi akan disediakan bagi masyarakat difabel Kecamatan Cepogo.
Adapun kios-kios tersebut diperuntukkan untuk pemasaran produk-produk UMKM lokal Kecamatan Cepogo dari masing – masing desa dan masyarakat difabel sehingga dapat meningkatkan dari sisi perekonomian.
“Harapannya tiap kita membangun tujuannya untuk kepentingan masyarakat. Harapan kita ke depan dapat dimanfaatkan juga berguna untuk nguri-nguri budaya, khususnya di Kecamatan Cepogo, rutin tiap tahun ada tradisi sadranan. Pada 2019 pernah kita coba sadranan bersama, Alhamdulillah sukses tapi masih di kantor kecamatan. Tahun ini juga minta lagi dibarengkan, setelah ini selesai nanti bisa diagendakan tiap tahun di alun-alun ini,” katanya. (**)