FOKUS JATENG-BOYOLALI-Program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL), dimana AirNav Indonesia menggelontorkan Rp 190 juta untuk wisata edukasi anak, mendapat sambutan hangat masyarakat Desa Kembang Kuning, Kecamatan Cepogo Boyolali.
Launching desa wisata edukasi ini berlangsung di Palerenan, Dusun Durensari, Desa Kembang Kuning. Pengembangan desa wisata edukasi ini memberdayakan masyarakat setempat. Baik sebagai pengelola Desa Wisata maupun pengembangan buah tangan lokal. Kerjasama TJSL ini awalnya menyasar pada bantuan budidaya kambing, pembangunan masjid dan penanaman pohon duren serta sengon.
“Tahun ini kita melaksanakan pembangunan Griya Palerenan, Museum mini juga Griya Kawruh. Untuk 2023 ini kami mengalokasikan sekitar Rp 190 juta untuk kegiatan di Desa Kembangkuning ini,” kata General Manajer AirNav Indonesia Cabang Jogjakarta Zainal Arifin pada Kamis 6 juli 2023.
Zainal Arifin berharap TJSL bisa memberikan manfaat. Bisa tumbuh dan berkembang, taraf kehidupan dan perekonomian masyarakat pun meningkat. Selain itu, TJSL ini bisa memperkenalkan secara luas, bahwa ada objek wisata edukasi pedesaan yang cukup menarik untuk dikunjungi.
“Ada objek wisata yang menjadi destinasi baru. Tidak hanya wilayah-wilayah yang selama ini sudah dikenal. Seperti, liburan ke Bali mahal, ke Jakarta mahal, ternyata ada tempat yang bisa kita datangi dan cukup dekat dengan Boyolali.”
Kades Kembangkuning, Puji Yarmanto mengatakan, kerjasama dengan AirNav sangat membantu. Karena desa memang membutuhkan dukungan pengembangan wisata edukasi. Melalui TJSL ini desa bersama masyarakat setempat membuat kampung edukasi Dusun Durensari. Disebutkan. ada empat lokasi yang menjadi ikon kampung edukasi. Yakni, Griya Palerenan dengan desai rumah Joglo khas Jawa Tengah. Kemudian, ada Griya Kawruh untuk anak belajar tata krama. Kemudian, ada tempat dolanan tradisional. Serta museum mini yang memamerkan berbagai alat masak tradisional, piring lawasan dan lain sebagainya.
“Suatu harapannya adalah pengembangan perekonomian di Dusun Durensari. Karena desa memang membutuhkan dukungan pengembangan wisata edukasi,” katanya. (ist)