Musim Tanam Tembakau Pesanan Anyaman Bambu Widik Meningkat

FOKUS JATENG-BOYOLALI- Perajin  anyaman bambu di Desa Banyuanyar, Kecamatan Ampel, kebanjiran pesanan jelang musim tanam tembakau. Lembaran anyaman bambu atau widik tersebut digunakan untuk menjemur tembakau. Selain itu, para perajin juga membuat anyaman hias untuk dinding

“Kalau musim tanam tembakau pesanan anyaman bambu wadik ini cukup banyak. Rata-rata pemesan adalah masyarakat yang akan mengeringkan tembakau,” ujar Jadi seorang perajin besek anyaman bambu Widik di Banyuanyar. Minggu 16 Juli 2023.
kata Jadi, dalam sebulan ini dia sudah menerima 100 lembar besek. pesanan ini termasuk dari pelanggan tetap. Pihaknya harus kerja keras menyelesaikan pesanan-pesanan dari masyarakat tersebut.
“Pesanan rata-rata dari daerah Gedangan, Cepogo. Lalu juga dari Selo dan Ampel. Kalau widik ini banyak yang cari buat menjemur tembakau rajang,” tambah Jadi.
Dijelaskan, dia membuat wadik dari anyaman bambu itu tidak sendirian. Dia dibantu Martini isterinya. Setelah mengurus sapi miliknya dan mencari pakan, mereka mengisi waktu dengan membuat kerajinan anyaman bambu. Martini bertugas menganyam bambu di dalam rumah. Sedangkan dia bertugas membuat pinggirannya di halaman depan.
“Ibu yang ngenam (Menganyam) dan saya yang buat gapitnya (Membuat tepiannya),” ujarnya.
Menurut Jadi, harga satu anyaman bambu untuk tembakau seharga Rp 30 ribu/ lembar. Dalam sehari mereka bisa membuat 10 widik bersih.
“Kalau bahannya belinya juga dari sini. Kalau nebang sendiri harga perbatang itu Rp 10 ribu. Panjang bambunya ya bervariasi, rata-rata 4 meteran,” jelasnya.
Selain membuat widik, keduanya juga menerima pesanan kerajinan anyaman untuk dinding. Harganya juga bervariasi, tergantung kerumitan motif dan serta ukurannya. Dinding anyaman bambu atau dikenal dengan tabag dengan motif bisa mencapai Rp 60 ribu /meter.
“Kami juga mengerjakan berbagai model anyaman bambu sesuai pesanan pelanggan. Tapi ya harus pesan dulu karena saya tidak menyetok. Biasanya pesanan dari pedagang Salatiga.” (**)