SEMARANG-Paguyuban Pegiat Budaya Jawa Tengah mendeklarasikan dukungannya kepada Gus Imin atau Muhaimin Iskandar sebagai Presiden tahun 2024 di Semarang, Selasa 25 Juli 2023. Sebagai komunitas pegiat lintas budaya yang sejak 2010 berinteraksi untuk melestarikan nilai-nilai budaya adiluhung di Jawa Tengah ini menilai Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut sangat peduli dengan pelestarian budaya sebagai salah satu benteng moralitas anak bangsa.
“Kami Pavuyuban Pegiat Budaya Jawa Tengah memberikan dukungan penuh kepada Bapak Muhaimin Iskandar agar maju sebagai Presiden 2024 dengan harapan perjuangan beliau dalam melestarikan budaya nusantara selalu sejalan dengan pemikiran kami,” kata Prianto Atmojo, selaku sezepuh Paguyuban Pegiat Budaya Jawa Tengah.
Para pegiat budaya Jawa Tengah menilai era globalisasi seperti saat ini mulai menggerus kebudayaan nasional. Tantangan terbesarnya adalah mendorong generasi muda untuk mencintai dan melestarikan budaya lokal seperti adat istiadat daerah, bahasa daerah dan peninggalan-peninggalan nenek moyang yang bernilai sejarah tinggi.
“Permasalahan-permasalahan tersebut yang sering kali kami diskusikan di komunitas ini di samping juga berbagai seminar dan workshop seringkali kami lakukan di beberapa Kabupaten di Jawa Tengah,” tegasnya.
Maka dari itu, mereka sangat mendukung sepenuhnya Gus Imin agar terus maju menjadi Presiden 2024 karena sangat peduli dengan persoalan budaya. “Kami sangat mengapresiasi gagasan Gus Imin tentang politik kebangsaan yaitu bahwa politik muaranya adalah persatuan dan kesatuan rakyat”, kata Aida Rahman, angggota Paguyuban Pegiat Budaya Jawa Tengah asal Rembang.
Dimulai deklarasi dukungan di Kota Semarang ini mereka akan terus bergerak ke setiap jaringan pecinta budaya di Jawa Tengah untuk mengusung Gus Imin sebagai Presiden 2024. “Road map kemenangan dimulai dari akar rumput, kami yakin Gus Imin adalah sosok yang tulus dan memiliki kapasitas dalam memperjuangkan aspirasi kami dengan pengalamannya selama puluhan tahun di politik baik sebagai eksekutif maupun legislatif,” kata Aida. (*)