FOKUS JATENG-BOYOLALI- Pemerintah Desa Selo, Kecamatan Selo gelar arak arakan 1.000 Tumpeng memperingati HUT RI ke -78 sekaligus memperingati 100 tahun Desa Selo. Berbagai bentuk tumpeng tersebut dikirab oleh warga Desa setempat.
Di Desa Selo ada 24 RT yang mengikuti kegiatan ini. Tiap RT membawa tumpeng dan gunungan. Sedangkan jumlah Kepala Keluarga (KK) mencapai 1.008 KK.
“Tumpeng itu sejumlah KK warga Desa Selo. Kami berharap warga Desa Selo semakin sejahtera. Karena Desa Selo itu tertua di kecamatan. Desa ini juga sebelum penjajahan sudah menjadi kademangan. Maka kami rayakan 100 tahun desa Selo. Makanya kita akan berdoa bersama-sama,”kata Kepala Desa Selo. Andi Sutarno. Rabu 9 Agustus 2023.
Terlihat, warga Selo begitu antusias mengikuti arak-arakan tersebut. Kirab dimulai dengan arakan tujuh kendi dari tujuh mata air. Kegiatan pawai dimulai di Dusun Senet menunu Lodjie Soko Giri. Dilanjutkan dengan kirab seribu tumpeng dari 24 RT. Tak selesai, tiap RT menampilkan atraksi budaya. Dilanjutkan dengan pawai-pawai pembentangan bendera raksasa. Atraksi merak dan reog Ponorogo juga menghebohkan. Di belakangnya ogoh-ogoh raksasa dari daun pisang kering dengan kepala Butho Kala sekira tiga meter dijunjung beramai-ramai. Sesampainya di Lodjie Soko Giri, 1000 tumpeng ditata rapi.
” Ada kegiatan temu 7 tirta, tujuannya untuk menyatukan. Karena di sini ada 7 sumber mata air yang ada di wilayah dusun-dusun masing-masing untuk mempersatukan masyarakat, nyawiji satu,” imbuh Andi.
Sesepuh desa setempat, CH Mitro Miharjo, menambahkan, tujuh mata air yang dibawa dengan kendi akan digabungkan dalam tradisi temu tirta. Upacara adat pengambilan air dengan menyediakan tumpeng dan ubo rampe serta kamenyan. Prosesi pengambilan air dilakulan pada Selasa sore hingga malam. Air lantas dimasukan ke dalam kendi untuk diarak.
” Tradisi ini diharapkan membawa berkah dan sumber air tetap lestari, sehingga kebutuhan masyarakat juga terpenuhi.” (**)