FOKUS JATENG-BOYOLALI-Seiring ditetapkannya tanggap darurat kekeringan, Pemkab Boyolali secara rutin mengirimkan bantuan air bersih ke desa- desa yang kekeringan. Setidaknya, permintaan air bersih tembus 118 tangki. Sedangkan alokasi untuk tahun ini hanya 180 tangki.
“Kalau sampai akhir tahun (Bantuan air,Red) tidak cukup dengan anggaran yang ada dikami, dan ini terus melakukan rapat koordinasi dengan dinas terkait, corporate social responsibility (CSR) penanganan dampak el Nino. Rapat dilaksanakan 15 Agustus dan hari ini,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Suratno. Kamis, 24 Agustus 2023.
Untuk pemenuhan air bersih itu, BPBD menggandeng OPD dan perusahaan. Pertemuan antisipasi bencana kekeringan menghasilkan komitmen bersama dalam memberikan bantuan distribusi air ke warga terdampak. Dana bantuan bersumber dari APBD, BUMN atau BUMD, Baznas, CSR dan organisai masyarakat lainya.
Saat ini, permintaan air bersih tembus 118 tangki. Ada enam yang menjadi sasaran. Suparman data merincikan permintaan air terbanyak dari Kecamatan Tamansari. Dropping air yang sudah dilakukan sebanyak 41 tangki atau 225 ribu liter. Lalu posisi kedua dari Kecamatan Wonosamudro dengan permintaan 34 tangki air atau 186 ribu liter.
Lalu, Kecamatan Kemusu dengan 22 tangki atau 122 ribu liter air, Kecamatan Wonosegoro dengan 17 tangki air atau 84 ribu liter serta Kecamatan Juwangi dengan permintaan 4 tangki atau 20 ribu liter air. Sedangkan Kecamatan Musuk yang juga masuk daerah darurat kekeringan belum mengajukam permintaan air bersih.
“Hari ini, kami mengirimkan lima tangki air, di Desa Repaking Kecamatan Wonosamudro dan Dusun Losari, Desa Garangan, Kecamatan Wonosegoro. Kami kirim lima tangki air bersih,” terangnya.
Hingga 23 Agustus ini, pengiriman air bersih mencangkup 11 desa. Yakni, Desa Kedungrejo, Kecamatan Kemusu 22 tangki; Desa Guwo, Kecamatan Wonosegoro 17 tangki; Desa Jemowo, Kecamatan Tamansari 14 tangki; Desa Repaking, Kecamatan Wonosamudro 13 tangki dan Desa Lampar, Kecamatan Tamansari 15 tangki.
Kemudian, Desa Bengle Kecamatan Wonosamudro 10 tangki; Desa Sangup dan Desa Dragan, Kecamatan Tamansari masing-masing 6 tangki; Desa Bercak dan Desa Gunungsari Kecamatan Wonosamudro masing-masing empat tangki. Serta desa lainnya di Juwangi dan sekitar yang telah dikirim 7 tangki air bersih.
Sementara itu, sebagian warga di wilayah Kecamatan Musuk dan Tamansari, sudah merasakan krisis air bersih sejak satu bulan terakhir. Mereka pun terpaksa membeli air bersih dari truk-truk tangki swasta, yang biasa menjual air di musim kemarau.
Harganya bervariasi mulai Rp 100 ribu hingga mencapai Rp 250 ribu/tangki dengan kapasitas 6.000 liter. Semakin jauh, harga semakin mahal. “Sampai di Dukuh Jelok, Desa Cluntang, Kecamatan Musuk harganya Rp 250 ribu,” kata Heri, sopir truk tangki swasta.
Truk tangki air bersih memang sudah cukup banyak yang berlalulalang di wilayah lereng Gunung Merapi sisi timur tersebut. Mereka mengambil air dari sumur-sumur bor atau sumur dalam milik warga yang memang menjual air bersih. (**)