Meriahnya Lomba Layang-layang di Pengging

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Langit kawasan Pengging berubah menjadi semarak, Minggu 27 Agustus 2023. Penyebabnya, adalah layang-layang peserta festival dan lomba layang-layang. Layang-layang yang dinaikan dari Lapangan di timur umbul Pengging, Banyudono, Boyolali, adalah hasil kreasi peserta warga sekitar.

Keseruan yang disajikan di timur umbul Pengging, membuat sumringah ratusan warga yang berkerumun. Ada ratusan layangan-layang yang diterbangkan bersama-sama dalam gelaran tersebut. Ada yang berdiri di jalan, ada pulang yang duduk di pematang dan sawah yang tak ditanami.

Menyaksikan layang-layang yang terbang di tengah hamparan sawah. Apalagi, ketika layang-layang bapangan diterbangkan. layangan Bapangan merupakan layangan besar dengan bentuk dua dan tiga dimensi dan ada pula beberapa layang-layang naga yang panjang hingga puluhan meter. Selain pemiliknya, warga sekitar juga nampak antusias mengamati indahnya layangan -layang yang mengangkasa itu.

Sholichin salah satu panitia, mengaku festival dan Lomba Layang-layang ini diikuti 100 peserta. Peserta tak hanya dari lokal, melainkan hingga luar kota seperti Solo, Sragen, Salatiga dan Semarang.

” Festival dan Lomba, jadi ada penilaiannya juga,” katanya.

Lomba layangan-layang ini untuk memberikan apresiasi kepada pembuat layang-layang yang telah membuat layang-layang ini.

” penilaiannya ada dua kategori. Di bawah dan diatas. Kalau dibawah itu ya bentuknya, kreativitasnya. Kalau di atas itu terbangnya bagaimana. Langsung terbang atau tidak. Terbangnya tenang atau tidak,” katanya.

Salah satu peserta lomba, Rio Dwi Yulianto warga Pengging, tampak antusias. Tak peduli, lumpur sawah yang mengenai sekujur tubuhnya bukan masalah. Yang penting, layangan-layang bapangan berekor terpanjang bisa mengudara dengan selamat.

” tadi pas mau menaikkan (menerbangkan) sangat berat, sampe tertarik ke lumpur sawah,” jelasnya.

Triyono salah satu warga mengaku senang bisa melihat ratusan layang -layang berbagai bentuk ini. Terlebih saat ini cukup sulit menemukan mainan layang-layang.

” Kalau dulu, 20 tahun yang lalu masih anak yang menerbangkan layangan. Tapi sekarang anak-anak mainnya HP.” (**)