Mahasiswa Unisri Gagas Manfaat Penggunaan dan Pengolahan Kompos di Polokarto

Foto bersama ; RW 13 Desa Wonosari, Polokarto usai pelatihan pembuatan pupuk kompos cair dari sisa limbah/sampah rumah tangga (doc/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-SUKOHARJO -Setiap rumah tangga pasti menghasilkan limbah/sampah, baik itu limbah organik maupun anorganik. Berbagai macam bentuk limbah pun dihasilkan mulai dari yang cair maupun yang padat. Jika limbah tersebut tidak diolah dengan baik bisa mencemari lingkungan sehingga diperlukan pengolahan limbah yang baik dan benar. Berbagai macam bentuk limbah pun dihasilkan mulai dari yang cair maupun yang padat. Jika limbah tersebut tidak diolah dengan baik bisa mencemari lingkungan sehingga diperlukan pengolahan limbah yang baik dan benar.
Salah satu pengolahan limbah yang sering dilakukan adalah pembuatan pupuk kompos. Sampah yang tadinya tidak berguna bisa diubah menjadi pupuk kompos yang lebih berguna. Dalam berupaya mencegah adanya timbunan sampah, salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu mendaur ulang dengan menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru. Sampah sebenarnya dapat menjadi suatu barang yang bernilai, selain itu proses daur ulang juga dapat mengurangi penggunaan bahan baku yang baru.
Sehubungan dengan hal tersebut, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (PPM) dengan tema “UNISRI Ikut Serta Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat Melalui Perbaikan Stunting Ekonomi Ekstrim dan Sanitasi Lingkungan” ini telah dilaksanakan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Prodi Ilmu Komunikasi Isgiyanti Marfu’ah (Kelompok 51) dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Avissema Sigit Saputro, SP., MP, di Desa/Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, pada Jumat 11 Agustus 2023.
Pada kesempatan itu, kelompok 51 membuat pelatihan pembuatan pupuk kompos cair dari sisa limbah/sampah rumah tangga yang bertempat dirumah Ketua RW 13 Desa Wonosari, Polokarto, diikuti belasan ibu rumah tangga warga setempat.Kegiatan pelatihan pembuatan pupuk kompos disampaikan oleh Isgiyanti Marfu’ah mahasiswa KKN PPM prodi Ilmu Komunikasi.
Dalam pelatihan tersebut, peserta mendapatkan pengetahuan dasar mengenai limbah organik, manfaat kompos, serta teknik dan metode pembuatan kompos yang efektif. Isgiyanti memberikan penjelasan rinci tentang proses dekomposisi dan peranan mikroorganisme dalam menguraikan limbah menjadi kompos yang kaya nutrisi.
Para peserta juga diajarkan cara mengidentifikasi bahan-bahan yang cocok untuk membuat kompos, seperti kotoran hewan, sisa makanan, daun kering, rumput, dan sisa tanaman. Mereka belajar tentang rasio yang tepat antara bahan hijau (nitrogen) dan bahan coklat (karbon), serta pentingnya pemeliharaan kelembaban dan ventilasi dalam proses pembuatan kompos.
“Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengolahan limbah organik dan mengajarkan mereka cara membuat kompos dengan benar,” Isgiyanti Marfu’ah.
Disampaikan Isgiyanti bahwa tahapan pembuatan pupuk kompos adalah 1) siapkan sampah rumah tangga yang akan diolah menjadi pupuk kompos, 2) Pisahkan sampah organik (sisa makanan/dedaunan) dengan sampah plastik, 3) Siapkan wadah/ember, 4) masukan 1 liter air bersih ke dalam ember, 5) lalu campur dengan sampah rumah tangga . “Untuk mempercepat proses pembusukan, anda bisa menggunakan larutan EM4 atau bisa menunggu sampah tersebut membususk sendiri, namun prosesnya lumayan lama,” ujar Isgiyanti.
Selama sesi praktik, peserta pelatihan diajak untuk mencoba langsung membuat kompos. Mereka bekerja dalam kelompok kecil, menggunakan wadah kompos yang disediakan oleh panitia. Dalam suasana penuh antusiasme, peserta mencampurkan bahan-bahan organik dengan proporsi yang tepat, mengatur kelembaban yang diperlukan, dan memperhatikan suhu yang ideal untuk mempercepat dekomposisi.
Selain itu, pelatihan ini juga membahas manfaat penggunaan kompos bagi kehidupan sehari-hari. Peserta diberikan informasi tentang penggunaan kompos sebagai pupuk organik yang ramah lingkungan, yang dapat meningkatkan kesuburan tanah, meningkatkan pertumbuhan tanaman, dan mengurangi penggunaan pupuk kimia yang berdampak negatif pada lingkungan.
Isgiyanti menekankan pentingnya peran masyarakat dalam pengelolaan limbah sisa rumah tangga. Ia mengapresiasi inisiatif warga Desa Wonosari, Polokarto dalam mengikuti pelatihan ini sehingga seluruh masyarakat dapat berperan aktif dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. (ist)