FOKUS JATENG-BOYOLALI – Surutnya air waduk Cengklik saat musim kemarau menjadi berkah tersendiri bagi warga di sekitarnya. sejumlah warga mulai berebut menanami kawasan bibir waduk Cengklik. Para petani dadakan ini menanami padi di kawasan yang sebetulnya dilarang untuk ditanami.
Salah satu warga Desa Ngargorejo, Kecamatan Ngemplak, Yati (56), mengaku tanaman miliknya saat ini sudah berusia satu minggu dan benih padi sudah mulai tumbuh. Yati berharap, tanaman padinya tersebut segera panen sebelum waduk terendam air hujan. Dia sendiri mulai menanam padi saat air waduk surut, dengan cara benih langsung ditanam, karena masih banyak air maka tanaman akan langsung tumbuh.
“Kita tinggal bersihkan rumput, biar tidak menganggu tanaman padi,” jelasnya. Selasa 19 September 2023.
Ada 8 petakan lahan yang ia tanami padi. Hanya saja penamaan padi di 8 petakan lahan waduk Cengklik ini tidak bisa dilakukan secara serempak. Sebab, surutnya air waduk ini juga bertahap.
“Tidak saya bajak. Karena lumpurnya masih tebal, sudah dua tahun tidak ditanami,” katanya.
Hal senada juga diungkapkan petani lain, Tarno, Warga Dukuh Jayan, Desa Senting, Kecamatan Sambi menambahkan debit air waduk Cengklik berkurang hingga Sepertiga.
Masyarakat yang biasa menggarap lahan waduk Cengklik pun kemudian melakukan pembersihan dan penanaman padi.
” ya hasilnya semoga lumayan nanti. Harga gabah masih seperti sekarang,” ujarnya.
Petani lainnya, Senen (52), mengakui bertanam di kawasan tersebut, yang merupakan lahan pasang surut banyak sekali tantangannya. Selain hama, ancaman waduk yang tergenang yang paling mengkhawatirkan. Namun untuk kali ini, kemarau cukup panjang, ia memprediksi tanaman miliknya tidak akan tergenang.” kalau musim kemarau seperti ini bisa 2 kali tanaman,” katanya. (**)