FOKUS JATENG-B0YOLALI- Santoso (63) warga Dukuh Keyongawi,Desa Tawangsari, Kecamatan Teras, Boyolali, tak pernah menduga, dalam waktu singkat rumahnya terbakar.
Tak ada firasat sebelumnya, rumahnya terbakar saat ditinggal mengantarkan istri ke tempat kerja, Senin 16 Oktober 2023, sekitar pukul 07.05.
Kepala Satpol PP dan Damkar Boyolali, Sunarno menjelaskan berdasarkan laporan yang ia terima, penyebab kebakaran diduga berasal akibat korsleting listrik.
“Dugaan sementara, karena kabel sudah aus.”
Dijelaskan, tidak ada korban jiwa maupun luka dalam kejadian tersebut. Namun kerugian ditaksir mencapai Rp 50 juta.
“Selain dapur yang ludes, sebagian bangunan rumah lainnya juga ikut terbakar,” terangnya.
Adapun kronologi kejadian, lanjut Sunarno, pagi itu sekitar pukul 06.50, korban mengantarkan istrinya pergi kerja. Dan pukul 07.05, saat dia pulang, sudah mendapati dapur rumah terbakar.
“Korban lalu berteriak minta tolong tetangga untuk memadamkan api,” katanya.
Kejadian itu juga dilaporkan ke Damkar Boyolali. Begitu menerima laporan, tiga unit armada Damkar langsung dibawa ke TKP guna memadamkan api. Hingga kemudian, api berhasil dipadamkan pada pukul 08.30.
Terkait kejadian itu, Sunarno kembali mengingatkan, dengan banyaknya peristiwa tersebut, pihaknya mengimbau warga lebih berhati – hati. Mengingat, sebagian besar kejadian kebakaran adalah kasus kebakaran bangunan rumah.
Dari beberapa kasus kebakaran lahan, disebabkan karena kurangnya kewaspadaan. Misalnya, korsleting listrik akibat kabel yang sudah aus.
“Jadi perlu juga mengecek kondisi kabel rumah.”
Kemudian, angin kencang disertai cuaca panas juga menjadi pemicu kebakaran. Sehingga kewaspadaan ketika membakar sampah ini perlu diperhatikan. Baik di pemukiman maupun di lahan, hendaknya tidak membersihkan pekarangan atau lahan dengan cara membakar sampahnya maupun membuang puntung rokok sembarangan.
Dia menegaskan, antisipasi terhadap bahaya kebakaran menjadi kebutuhan penting di Boyolali.
“Agar kejadian seperti ini tidak terulang, diimbau kepada warga kedepannya selalu berhati-hati dalam menggunakan sesuatu yang dapat mengundang api, seperti membakar sampah, atau tungku api. Sehingga memang perlu adanya edukasi setidaknya hingga level RT,” pungkasnya. (**)