FOKUS JATENG-BOYOLALI- Hama sundep atau penggerek batang menyerang puluhan hektare tanaman padi milik petani di wilayah Kecamatan Banyudono, Sawit dan Sambi. Akibatnya, pertumbuhan tanaman padi tidak maksimal hingga mati. Penggerak batang menyerang tanaman padi petani di bagian daun padi yang masih muda. Kemudian menyerang batang atas hingga turun ke bawah sehingga daun padi menguning dan kering lalu tanaman padi mati.
Parno salah satu petani di Sambi mengatakan bahwa hama penggerek batang itu telah menyerang lahan sawah petani sejak dua pekan terakhir.
“Untuk mengatasi serangan tidak lebih parah, petani berusaha melakukan penyemprotan racun racun. Namun belum membuahkan hasil optimal,” ujarnya, Jumat 20 Oktober 2023.
Jika kondisi serangan hama penggerek batang tak kunjung berhasil ditanggulangi, hampir dipastikan para petani terancam merugi jutaan rupiah perhektare dan gagal panen.
Terpisah, Koordinator Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Dinpertan Boyolali mengatakan ada dua hama tanaman padi dimusim kemarau yang perlu diwaspadai. Pertama, hama penggerek batang atau sundep dan kedua, hama neck blast.
“Di Boyolali ada serangan penggerek batang. Saat ini itu ada total 71 hektare sawah terkena hama. Tapi kami melakukan gerakan pengendalian itu ada 100 hektare sawah,” jelasnya.
Serangan hama penggerek batang menyebar. Paling banyak terjadi di Kecamatan Banyudono dengan temuan 54 hektare. Kemudian di Kecamatan Sawit serangan sundep mencapai delapan hektare. Sisanya kecil-kecil dan menyebar kecamatan lain.
“Sebenarnya, kalau pakai pestisida (Saat hama telur,Red) itu tidak efektif. Paling efektif ya saat penyemaian itu diamati dengan pengendalian manual. Kesalahannya petani itu pas semai tidak diamati, umur 20-25 hari sudah jadi ulat terus udah memotong, dan sudah kering baru sadar. Kalau itu sebenarnya gak gagal panen, karena bisa tumbuh tunas baru. Tapi kalau sudah umur 60 -70 hari muncul penggerek akan mengurangi hasil produksi,” pungkasnya. (**)