FOKUS JATENG-BOYOLALI-Ekskavasi penyelamatan situs Watugenuk peninggalan abad 9-10 Masehi di Desa Kragilan, Kecamatan Mojosongo kembali dilakukan, dari penggalian itu berhasil diungkap sebagian struktur denah situs Watugenuk. Sebelumnya telah ditemukan tiga candi perwara atau candi pelengkap, dan potongan batu prasasti. Prasasti yang sebelumnya telah ditemukan itu fungsi dan gaya reliefnya dikabarkan menggunakan bahasa sansekerta itu berkaitan dengan pemujaan Dewa Siwa.
Dinas Pendidikan dan kebudayaan (Disdikbud) Boyolali kembali melakukan ekskavasi untuk membuka seluruh batu yang ada di situs itu. Sejak Senin 16 Oktober kemarin, proses ekskavasi ini sudah dimulai. Tanah gundukan di situs itu dibuka. Tanah yang telah dikupas kemudian dipindah ke lahan kosong di sekitarnya. Batu-batu andesit yang terpahat rapi itu terus bermunculan.
“Pengupasan tanah untuk membuka seluruh batu candi ini ditargetkan memakan waktu hingga 1 bulan. Nanti kalau batu-batunya sudah terangkat, akan dilakukan penelitian,” kata Kabid Kebudayaan, Disdikbud Boyolali, Eko Sumardiyanto, Senin 23 Oktober 2023.
Dijelaskan, ekskavasi ini diambilkan dari APBD 2023 senilai Rp 200 juta. Sedangkan ekskavasi tahun ini hanya fokus pengupasan tanah saja. Untuk tindak lanjut nanti akan di koordinasikan ke Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah X Jateng DIY.
Pemerhati budaya sekaligus ketua Boyolali Heritage society, Kusworo Rahadyan berharap dalam ekskavasi ini potongan batu penyambung prasasti sebelumnya segera ditemukan. Dengan begitu, informasi mengenai candi kian bertambah lengkap.
” Kemarin (Ekskavasi sebelumnya) kan sudah ditemukan. Tapi cuma sepotong. Kalau prasasti ini bisa tersambung dengan prasasti sebelumnya,” katanya.
Menurut Kusworo, situs ini memiliki ukuran candi induk maupun candi perwara sama yaitu 5,5 X 5,5 meter. Hanya saja, dari hasil penggalian ditemukan sejumlah batu yang lepas, dimungkinkan karena faktor usia. Batu- batu lepas berukir selanjutnya dititipkan kepada warga setempat.
“Candi induk itu sudah ditemukan saat penggalian tahun 2016 lalu,disana ada lingga dan yoni. Kemudian mulai tahun 2021 dimulai penggalian lagi, saat ini sudah tahap ke empat.” (**)