Hujan Mulai Turun, Kekeringan Masih Melanda Wilayah Selo

droping air bersih (doc/Fokusjateng.com)

Hujan Mulai Turun, Kekeringan Masih Melanda Wilayah Selo
FOKUS JATENG-BOYOLALI – Kendati sudah beberapa kali turun hujan, namun kawasan lereng Merapi Merbabu masih menjadi salah satu daerah darurat kekeringan. Kekeringan masih dirasakan warga di tujuh dusun di Desa Senden, Kecamatan Selo. Kebutuhan air bersih sehari-hari warga mengandalkan bantuan. Jika tidak, mereka harus membeli air seharga Rp 400 ribu per tangki.
“kekeringan bulan terakhir ini membuat warga lereng Merbabu ini tak bisa menanam. Karena tidak ada air. Untuk kebutuhan air sehari-hari saja, warga hanya bisa mengandalkan bantuan. Tapi, kalau beli air bersih per tangkinya sampai Rp 300 ribu – Rp 400 ribu. Ini masih dapat dropping air dari pemerintah dan swasta,” kata Kaur Kesra Pemetintah Desa Senden, Kecamatan Selo, Puryanto.Rabu 8 November 2023.
Dijelaskan, ada tujuh dari 11 dusun di Desa Senden yang terdampak kekeringan, yakni Dusun Glagahombo, Kemangen, Senden, Sidomulyo, Muntuk dan Brajan. Krisis air ini membuat warga hanya mengandalkan bantuan air. Jika dropping air datang, warga langsung berebut mengangsu.
Selain mengandalkan bantuan air, warga juga mencari air bersih hingga ke Umbul Tlatar, Desa Kebonbimo, Kecamatan Boyolali Kota. Jaraknya sejauh 19 kilometer turun. Warga akan membawa toren yang diangkut dengan mobil pickup.
“Memang banyak yang ambil sendiri, warga bayar dan akomodasi sendiri rata-rata ambil ke Tlatar, jauh juga jaraknya,” tandasnya.
Sementara itu, Kabid Logistik dan Kedaruratan BPBD Boyolali, Suparman mengatakan jumlah dropping air bersih mencapai 5.493.300 liter. Total bantuan mencapai 1.043 tangki. Sasarannya mencapai 12 kecamatan di 44 desa dan kelurahan. Paling banyak menerima dropping air di wilayah Wonosamudro dengan total 294 tangki.
“Kecamatan Selo ada tida desa terdampak, yakni Desa Senden, Lencoh dan Samiran. Sudah kami dropping 29 tangki atau 147 ribu liter.” (**)