SAT Pecah, Ada Film Tentang Tyt*d???

FOKUSJATENG-SOLO- Minggu, 12 November 2023. Sinema Akhir Tahun (SAT) merupakan sebuah festival film tahunan yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Film dan Televisi (HIMAFISI) Institut Seni Indonesia Surakarta. Sinema Akhir Tahun telah melaksanakan acaranya yang ke 8 sejak diadakan pada tahun 2015 dengan tajuk Sinema Akhir Tahun #8. Festival film ini memiliki beberapa program yang menarik, salah satunya yaitu Layar Umum “Mirror Mirror On The Screen”. Program ini menayangkan beberapa film pendek yaitu Burning Blue, The Boy Who Dreamed of Lightning, Make a Wish, dan Nalika Maranehna Ngomongkeun “Bobogaan” Urang.
Isu latar belakang dari film “Make a Wish” bermula dari keresahan seorang anak laki-laki yang merenungkan masa depannya ketika menginjak usia 25 tahun, pada saat quartel krisis. Film ini bertujuan untuk menggambarkan ketakutan dan kekhawatiran dalam menghadapi krisis tersebut melalui simbolisasi pohon dan petir yang merangkum perjalanan hidupnya. Proyek ini merupakan bagian dari tugas akhirnya di sekolah dan mencoba mengeksplorasi pembatasan yang mungkin dihadapi jika ditempatkan dalam satu ruangan, menggambarkan perjuangan seorang individu dalam menghadapi tantangan.
Dalam “The Boy Who Dreamed of Lightning” tujuan yang ingin disampaikan adalah konsep bahwa semua anak membutuhkan sosok orang tua. Film ini mengusung ide bahwa kehadiran orang tua tidak hanya terbatas pada orang tua kandung, melainkan dapat ditemukan dalam hubungan dengan orang lain.
Film “Burning Blue” diambil sebagai tugas kampus dengan tujuan menyampaikan pesan mengenai depresi. Melalui ceritanya, proyek ini berusaha menghangatkan dan sekaligus menyadarkan bahwa depresi dapat menjadi penyebab kesakitan. Subjek film ini memiliki keinginan dan kehendak sendiri, mencoba menggambarkan kompleksitas dan keunikan individu yang menghadapi tantangan mental.
Hal yang menarik dari keempat film yang ditayangkan pada program ini adalah Nalika Maranehna Ngomongkeun “Bobogaan” Urang. Film yang disutradarai oleh Wiki ini membahas hal yang menarik yaitu Point of View (POV) dari kelamin seorang anak laki-laki setelah disunat. Dikutip dari pernyataan sutradara, film ini merupakan sebuah tugas akhir untuk mengeksplorasi keterbatasan jika diberikan sebuah ruangan.
Moderator menjelaskan, program Layar Umum “Mirror Mirror On The Screen” menyajikan film-film yang menceritakan bagaimana peran orangtua dalam kehidupan kita. Beberapa film tersebut memiliki keunikan di mana para sutradara menyajikannya dengan sudut pandang anak.          ( Bagas Danutirta & Dhiyaulhaq Hibatullah, ISI Surakarta/ist)

 

*Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya