FOKUS JATENG-SOLO- Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menyerahkan bantuan pendidikan kepada tiga mahasiswa asal Palestina. Rektor UNS Jamal Wiwoho menyerahkan secara langsung bantuan itu kepada mereka di Ruang Sidang 2 Gedung Pusat Dr Prakosa UNS, Kamis, 23 November 2023.
Tiga mahasiwa asal Palestina itu yakni Doaa Jameel Alramlawi yang menempuh studi S2 Administrasi Publik, Hussein Mahmoud Hussein Abutabaq di S2 Manajemen, dan Mohammed AA Abuyounis mahasiswa S2 di Pendidikan Bahasa Inggris. Namun dalam prosesi penyerahan bantuan itu Mohammed AA Abuyounis berhalangan hadir.
Jamal mengemukakan bantuan pendidikan itu diberikan kepada ketiga mahasiswa asal Palestina itu dengan harapan mereka dapat tetap menjalankan tugas belajar hingga selesai.
“Hari ini UNS kembali memberikan perhatian kepada tiga mahasiswa yang berasal dari Gaza, Palestina. Harapan kami agar yang bersangkutan bisa tetap menjalankan tugas belajarnya menempuh S2 di UNS sampai selesai,” ujar Jamal kepada awak media seusai menyerahkan bantuan tiga mahasiswa Palestina di UNS itu.
Lebih lanjut Jamal mengatakan akan terus mendampingi mereka agar studinya tetap berjalan lancar. Bantuan pendidikan yang diberikan kepada mereka masing-masing senilai Rp 20 juta.
“Insyaallah kita terus akan mendampingi mahasiswa ini agar studinya berjalan dengan lancar,” tuturnya.
Salah satu mahasiwa asal Palestina Hussein Mahmoud Hussein Abutabaq mengaku senang dengan adanya bantuan pendidikan yang dia terima dari UNS.
“Alhamdulillah ini saya senang sekali ada bantuan dari UNS bisa untuk melanjutkan kuliah dan bisa melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi umat Islam, Insya Allah,” kata dia.
Menurutnya, pemberian bantuan oleh UNS itu merupakan bentuk persaudaraan antara Indonesia dan Palestina. Ia mengaku sangat senang dengan persaudaraan itu.
“Dan senang sekali Indonesia dan Palestina adalah saudara. Jadi ini (bantuan pendidikan) bentuk kesaudaraan karena suka membantu,” tuturnya.
Hussein juga mengungkapkan kondisi keluarga besarnya di Palestina. Ia mengaku sedih orang tuanya di Gaza Palestina sudah satu minggu ini tidak bisa dihubungi dari Indonesia.
“Kondisi keluarga di sana sayangnya tidak bisa dihubungi sama sekali. Sudah hampir satu minggu ini ibu dan adik saya tidak bisa dihubungi. Baru empat hari lalu dapat kabar lewat SMS sama WhatsApp,” terang Hussein.
Dia juga menceritakan seorang pamannya yang meninggal dunia dibunuh dalam perang Palestina dan Israel. Kemudian keluarganya yang lain meninggal karena rumahnya terkena bom.
“Kemarin paman saya sendiri meninggal dibunuh, mati syahid Insya Allah. Kemarin lusa paman yang lainnya rumahnya dibom dan ibu sepupu saya ada tiga yang meninggal. Ada satu lagi sepupu saya perempuan kakinya dipotong karena bom,” ungkap Hussein. (A.Nuryanto/**)
Mahasiswa Gaza Palestina di UNS dapat bantuan
