Fokusjateng – SOLO, – Pasca diketahuinya jumlah kursi berdasarkan rekapitulasi suara oleh KPU Kota Solo beberapa waktu lalu, berbagai kalangan mulai berspekulasi tentang siapa pengganti Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka. Tidak hanya dari politisi Partai Politik, namun juga dari relawan. Salah satunya dari Relawan Gema Prabowo Nusantara (RGPN).
Menurut Ketua RGPN Soloraya Purwanto Yudhonagoro.
Ia menyebutkan pengganti Walikota Solo haruslah orang yang satu visi misi dengan Gibran Rakabuming Raka atau walikota saat ini. Hal ini dikarenakan untuk memastikan keberlangsungan program Putra sulung presiden Joko Widodo tetap berlanjut di Solo.
“Sebagai ketua relawan RGPN ya tentu kami juga siap mendukung yang akan mendapatkan restu dari walikota yang diganti(Mas Gibran). Riak-riak menuju Pilkada 2024 saat ini memang terlihat sudah dipanasi pasca terlihat hasil dari pemilu kemarin,” ujar Purwanto, saat ditemui fokus jateng di Hotel Asia Jalan Monginsidi Tegalharjo Jebres Solo. Selasa 5 Maret 2024.
Menurutnya Kota Solo saat ini memiliki banyak kandidat-kandidat yang memiliki kapasitas sebagai walikota. Ia menerka adanya sinyal dari Gibran Rakabuming Raka kepada tokoh muda di Kota Solo.
“Kami masyarakat pariwisata Indonesia khususnya perhotelan pastinya mendukung calon yang direstui dan peduli pada pengembangan pariwisata Solo. Hal ini bukan tanpa alasan karena Kota Solo ini kan bukan Kota dengan Sumber Daya Alam, karenanya mengandalkan pemasukan dari sektor-sektor pariwisata semacam perhotelan dan sebagainya,” ungkap Purwanto.
Menurutnya sinyal kuat dari Gibran untuk penggantinya adalah kepada KGPAA Mangkunegara X, atau biasa dipanggil Gusti Bhre.
Ia menyebutkan Gusti Bhre saat ini dirasa cukup Peduli pada budaya, UMKM, dan tourism industri. Purwanto menekankan agar nantinya pendamping orang yang direstui Gibran tersebut juga didampingi wakil walikota yang memiliki satu visi misi terutama pada industri pariwisata.
Sementara itu terkait sudah mulai muncul nama-nama kandidat Walikota Solo di media sosial, menurut Purwanto sebagai sesuatu hal yang biasa, sebab dimana-mana (nama calon-calon-red) itu pasti ada dan yang mencalonkan atau menggulirkan beberapa nama juga berasal masyarakat sendiri. (A. Nuryanto)