Fokus Jateng – BOYOLALI, – Menyongsong bulan Ramadhan 2024/1445 Hijriah, Dinas Ketahanan Pangan Boyolali menggelar Gerakan pangan murah di halaman kantor setempat, Rabu 5 Maret 2024.
Pasar pangan murah ini disambut antusias ratusan warga Boyolali, mengingat mereka bisa mendapatkan sembako dengan harga murah, jika dibandingkan dengan pasaran, terlebih beberapa komoditi sembako mengalami kenaikan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Boyolali, Bambang Jiyanto mengatakan, dalam pasar murah ini, DKP menyediakan 2,5 ton Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari bulog ini.
Selain beras dari bulog, pihaknya juga menyediakan beras dari kelompok tani sebanyak 2 ton.
” Kami juga menyediakan telur sebanyak 1,5 Ton,” kata Bambang Jiyanto.
Dijelaskan, gerakan pangan murah ini untuk meringankan biaya belanjang masyarakat jelang puasa. Selain itu juga untuk mengendalikan inflasi di Boyolali.
Bambang mengakui jika harga kebutuhan pokok masih tinggi. Hanya saja, dalam beberapa hari kedepan harga bisa turun.
Hal itu sesuai dengan informasi dari Dinas Pertanian yang sebentar lagi ada 9 ribu hektar lahan padi di Boyolali yang panen.
“Nanti tanggal 12 Maret sudah ada panen. Perkiraan panen di Maret ada 9 ribu hektar, lalu April 5 ribu hektar,” katanya.
Dengan banyaknya panen ini, diharapkan dapat membuat masyarakat lebih tenang karena adanya pasokan yang melimpah dan harga kembali normal.
Sementara, sejak pukul 08.00 ratusan warga sudah untuk mendapatkan telur dengan harga Rp 27.500 per kilogram.
Mereka juga rela hingga 1 jam untuk mendapatkan beras 5 kilogram seharga Rp 51 ribu.
“Ya ga apa-apa ya. Asalkan bisa dapat beras dengan harga yang lebih murah ketimbang di pasaran,” kata Giyarti (35) warga Kelurahan Banaran, Kecamatan Boyolali kota.
Lili warga Kampung Kismo, Kelurahan Banaran, mengaku harga beras di pasaran per 5 kg berkisar Rp 80-85 ribu. Selisih harga yang hingga Rp 30 ribu itu membuatnya berdiri hingga 1 jam tak terasa capek.
” Tadi sampai sini jam 08.30 WIB. Alhamdulillah masih dapat berasnya. Sekalian ini juga antre beli telurnya,” jelasnya.
Dia berharap pasar pangan murah lebih sering digelar, utamanya saat bulan Ramadhan, karena itu sangat membantu warga dalam memenuhi kebutuhannya.
“Dari menjelang puasa hingga lebaran harga-harga berbagai kebutuhan pokok biasanya selalu naik.” (**)