Fokus Jateng-SOLO- Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ingin bertahan di tengah dinamika ekonomi, wajib konsisten menerapkan kualitas hasil produksi. Inilah hasil diskusi dari beberapa narasumber talkshow dalam rangkaian Acara Puncak HUT ke-44 Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) di Pamedan Pura Mangkunegaran, Jumat 17 Mei 2024 pagi.
Empat narasumber yang dihadirkan dalam acara tersebut adalah Vice President CSR & SMEPP Management PT Pertamina (Persero) Fajriyah, Kepala Dinas UKM dan Perindustrian Kota Solo Wahyu Kristina, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Cabang Solo Dwiyanto Cahyo Sumirat, dan Division Head Pelayanan SDM dan Umum Regional 3 PT. Pelindo Juju Juarsih.
Dwiyanto Cahyo mengungkapkan bahwa jumlah UMKM dari tahun ke tahun secara signifikan terus bertambah. Pada tahun 2023 di Kota Solo, tercatat ada peningkatan jumlah UMKM menjadi 13.200-an, dari tahun 2022 yang berjumlah 11.100-an.
“Peningkatan paling besar antara 2021-2022. Di tahun 2021, jumlah UMKM hanya 3.600. Melompat ke 11.100. Ini luar biasa. Peningkatan ini bisa diterjemahkan sebagai adanya peralihan. Adanya peralihan perusahaan besar yang terkena dampak Covid-19,” jelas Dwiyanto.
Data tersebut disimpulkan Dwiyanto bahwa UMKM menjadi penyelamat ekonomi dari masa krisis. Kontribusi UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi nasional mencapai lebih dari 60 persen, jenis usaha ini juga mampu mewadahi 90 persen tenaga kerja di Indonesia.
“UMKM ini betul-betul digarap secara serius oleh pemerintah karena dampaknya luar biasa terhadap perekonomian nasional,” tambah Dwiyanto.
Namun demikian, UMKM masih memiliki kendala dalam hal standarisasi dan kapasitas. Dwiyanto menyebut bahwa banyak pelaku UMKM yang mulai mengabaikan kualitas produknya karena mendapat banyak pesanan. Selain itu, UMKM sering menerima order di luar kapasitas produksi sehingga pengiriman produk mundur dari kesepakatan.
Satu hal yang tidak kalah penting adalah mencatat laporan keuangan secara rutin. Menurutnya, hal itu akan menarik perhatian pihak perbankan untuk memberikan modal.
“Dari sudut pandang perbankan, selain kami ingin membantu, kami juga melihat resikonya. Untuk itu yang diperlukan adalah laporan keuangan,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Wahyu Kristina yang menyebut bahwa UMKM binaannya memiliki masalah konsistensi menjaga kualitas produk. Hal ini sangat disayangkan mengingat Pemerintah Kota (Pemkot) telah berupaya memenuhi kebutuhan UMKM dengan menerapkan sistem kolaborasi. Pemkot sejauh ini telah berkolaborasi dengan sektor Perbankan dan sektor lainnya agar Kota Solo yang memiliki APBD kecil mampu memenuhi kebutuhan seluruh UMKM yang mencapai 13.000 lebih.
“Pemerintah ini kan tidak bisa memilih, semua harus kami layani. Tetapi memang kami selalu terkendala konsistensi. Jadi, kalau ada produk bikin 1 bagus, 2 bagus, 3 masih bagus, terima pesanan 10 ambyar. Jadi konsistensi ini yang perlu terus menerus kami dampingi,” jelas dia.
Diketahui bahwa rangkaian Acara Puncak HUT ke-44 Dekranas di Kota Solo telah berlangsung sejak tanggal 15 Mei 2024. Hari pertama perayaan HUT Dekranas kali ini menghadirkan suguhan menarik yang sarat budaya bagi masyarakat berupa lomba ‘Parade Kriya dan Budaya’ yang menghadirkan ratusan mobil hias. Terdapat juga Expo Dekranas yang masih berlangsung hingga tanggal 18 Mei yang melibatkan stan produk kerajinan dari Dekranasda Provinsi, stan kuliner Nusantara, dan layanan konsultasi bagi para perajin. (A Nuryanto/**)