Fokus Jateng – SOLO – Dewan Profesor (DP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menyelenggarakan Workshop dengan tema “Implementasi Nilai dan Etika Kemanusiaan di Perguruan Tinggi” di Indraprasta Ballroom UNS Inn, Selasa, 25 Juni 2024.
Turut hadir dalam workshop ini sebagai narasumber Prof. Dr. Suko Wiyono, SH, MH (Guru Besar Universitas Negeri Malang) dan Prof. Dr. Siswandari, M. Stats (Guru Besar Universitas Sebelas Maret Surakarta).
“Perguruan Tinggi memegang peran penting dalam membangun sumber daya manusia yang utuh, yang tidak hanya menghasilkan manusia yang cerdas dan terampil tetapi juga memiliki nilai etika kemanusiaan yang baik. Dengan acara workshop atau diskusi terpumpun ini, kami bertujuan mengembangkan strategi pengembangan nilai etika kemanusiaan dan relevansi Perguruan tinggi dengan tuntutan global. Kedua, mengidentifikasi hambatan, peluang dan tantangan implementasi nilai etika kemanusiaan. Ketiga, membangun strategi dan rekomendasi peningkatan implementasi nilai etika kemanusiaan di Perguruan Tinggi,” papar Prof Dr Suciati, M. Pd selaku Ketua Komisi 2 Dewan Profesor (DP) UNS Surakarta dalam sambutannya.
Selanjutnya, Ketua Dewan Profesor (DP) UNS Surakarta, Prof. Drs. Suranto Tjiptowibisono, M.Sc, Ph.D menyampaikan bahwa Universitas Sebelas Maret berkomitmen untuk menjaga norma Perguruan tinggi. Kadangkala, ketika etika dilanggar, biasanya ada yang tahu dan tidak tahu. Terkadang yang Namanya etika juga banyak yang dipotong, misalnya saat pandemi. Praktek hierarki saat ini kadang juga lupa dan melanggar etika. Sehingga etika harus terus dijaga agar terus berkontribusi. “Etika harus terus dijaga, misalnya tentang kesopanan. Bentuk dari kesopanan bisa berwujud sebuah tutur kata yang baik,” terang Ketua Dewan Profesor UNS Surakarta.
Acara dilanjutkan dengan pembukaan acara oleh Plt Rektor UNS Surakarta, Dr. Chatarina Muliana, SH, SE, MH yang mengapresiasi diskusi Dewan Profesor UNS dalam mengimplementasikan nilai dan etika kemanusiaan dalam bentuk buku. Bagaimanapun, yang namanya etika dan kemanusiaan tidak boleh terpisahkan. Karena Perguruan tinggi menjadi pintu terakhir mendidik akhlak yang tinggi, maka nilai dan etika harus dijaga. Sesungguhnya, mengimplementasikan nilai dan etika adalah upaya yang sesungguhnya di atas hukum karena keduanya merupakan pagar dalam memanusiakan manusia. “Dari realitas saat ini, bahwa persoalan perguruan tinggi tidak hanya aspek intelektual, tetapi bagaimana menghasilkan lulusan yang bernilai dan beretika,” pesan dari Plt Rektor UNS Surakarta Dr. Chatarina Muliana, SH, SE, MH.
Dalam kesempatan tersebut, narasumber Prof. Dr. H Suko Wiyono, SH, MH guru besar Universitas Negeri Malang menyampaikan tentang Kode Etik Dosen, Mahasiswa dan Tenaga Kependidikan di Perguruan Tinggi. Bahwa rasa tahu diri harus lebih dikedepankan. Dia berpesan jangan menang-menangan, jangan terlalu banyak curiga, tetapi saling percaya.
“Kadangkala perlu upaya sedikit dipaksa, meskipun kemudian terpaksa tetapi lama-lama akan terbiasa,” kata Prof. Dr. H Suko Wiyono, SH, MH.
Begitu pula dengan paparan narasumber Prof. Dr. Siswandari, M. Stats, guru besar UNS Surakarta menyampaikan tentang makna cinta, empati, berbagi (memberi) dan rasa hormat. Bahwa nilai berkaitan dengan kebijaksanaan. Rasa kebijaksanaan harus dikedepankan. Sikap terbuka harus lebih dikedepankan. Kita harus menghormati dan meringankan beban orang lain. Contoh etika sebagai mana Ki Hadjar Dewantara mengenai Ing ngarso sung tulodho, ing madya mangun karso dan tut wuri handayani. “Dalam Pancasila, kita ada rasa kemanusian yang adil dan beradab misalnya saling tolong menolong. Berani membela kebenaran dan keadilan. Untuk memakmurkan masyarakat, maka butuh fasilitasi, memudahkan dan mensejahterakan,” terang Prof. Dr. Siswandari, M. Stats. (ist/**)