Fokus Jateng- BOYOLALI,- Melonjaknya harga Minyakita membuat masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah merasa terbebani, di Pasar Boyolali, harga Minyakita kini mencapai Rp16.000 hingga Rp18.000 per liter di tingkat pengecer.
Sebelumnya, minyak ini sempat menjadi pilihan alternatif bagi warga karena lebih murah dibandingkan minyak goreng lain. Para konsumen mengeluhkan kenaikan harga minyak ini dan berharap pemerintah mengkaji ulang kebijakan tersebut.
kenaikan harga yang melebihi HET ini sudah terjadi sejak tiga pekan terakhir, menurut pedagang kenaikan harga ini berlangsung secara bertahap, untuk Minyakita harga satu karton yang semula Rp 170.000 naik secara bertahap hingga saat ini mencapai Rp 180.000 per karton.
“Ini naik tapi bertahap dari 170, 172, 175, sekarang sudah Rp 180.000 perkartonnya,” kata Heni Nilasari salah satu pedagang sembako di Pasar Boyolali, Senin 01 Juli 2024.
Padahal, lanjut Heni, minyak goreng kemasan merek lain dijual seharga Rp 15.500 per kemasan botol ukuran 1 liter. Kemudian minyak goreng curah juga mulai mengalami kenaikan harga semula Rp 16.000 naik bertahap menjadi Rp 17 000 per kilogramnya.
Meski mengalami kenaikan, minyak goreng curah masih banyak diminati oleh konsumen karena selain harga yang selisih sedikit dari minyak goreng kemasan, volume minyak yang didapatkan oleh konsumen juga lebih banyak.
“Kalau yang curah itu satu kilo bukan satu liter jadi lebih banyak yang curah gitu kalau jernih ya beralih ke yang curah kalau engga ya ke minyakita, yang lainnya sudah tidak diburu.”
Terkait kenaikan harga minyak goreng tersebut, warga mengaku keberatan. Bahkan pedagang kuliner yang menggunakan minyak goreng sebagai bahan baku pun mengeluhkan naiknya harga minyak goreng pada saat ini. Minyak goreng curah yang biasanya dibeli dengan harga Rp 15.000 saat ini melonjak menjadi Rp 17.000 bahkan Rp 18. 000 per kilogramnya.
“Sungguh merepotkan, untuk kita pedagang kecil seperti ini. Sekarang beli minyak 17-18 ribu itu minyak curah, apa lagi yang minyak kemasan itu naik lagi, pengennya ya stabil saja lah seperti biasanya lagi. kita repot juga menyiasatinya kalau dikurangi konsumennya juga kurang, kalau dinaikkan juga tidak mungkin, jualan siap saji kaya gini mau naikin ya sulit juga,” kata Herri pedagang batagor di Boyolali.
Tidak hanya minyak goreng, harga beras juga sudah mengalami kenaikan seratus hingga Rp 500 per kilogramnya dari masing – masing jenis beras. Beras premium jenis mentik wangi yang sebelumnya dijual Rp 17. 000 kini naik menjadi Rp 17.500 per kilogramnya, sedangkan beras jenis medium naik dari 15 ribu menjadi Rp 15.500 per kilo gramnya.
Herri berharap pemerintah harus peduli dengan kondisi ekonomi masyarakat yang tidak menentu.
“Kalau masyarakat yang pekerjaan tetap seperti pegawai, Pejabat dan lainnya tidak masalah harga bahan pokok naik. Bayangkan coba masyarakat yang tidak punya pekerjaan tetap,” tambahnya. (**)