Fokus Jateng-BOYOLALI -Personel BPBD Boyolali bersama Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb) mengevakuasi pendaki Rizky Pratama (31) lelaki asal Jalan Brigo Dalam nomor 12 RT 009 RW 04 Jakarta Pusat pada Sabtu 6 Juli 2024 malam.
“Korban bersama beberapa temannya melakukan pendakian di Dusun Selo Dhuwur, Kecamatan Selo pada 4 Juli. Mereka berencana menginap di puncak Gunung Merbabu selama dua malam,” kata Kalak BPBD Boyolali Suratno pada Senin 8 Juli 2024 dikantornya.
Setelah menerima laporan pada Sabtu 6 Juli, pihaknya pada pukul 20.00 WIB memberangkatkan tim evakuasi sebanyak 20 personil dari Ranger Merbabu dan relawan relawan setempat.
Suratno memaparkan, saat itu, korban bersama enam temannya melakukan pendakian di Dusun Selo Dhuwur, Kecamatan Selo pada 4 Juli. Mereka berencana menginap di puncak Gunung Merbabu selama dua malam.
Mereka berhasil mencapai puncak. Kemudian berniat turun hingga pos tiga. Saat itu korban mengalami gangguan karena terkilir. Kemudian memaksa turun sampai pos dua Merbabu. Namun, kondisi korban memburuk dan tidak sanggup melanjutkan perjalanan. Karena tak kuat memapah korban, teman-temannya melapor ke Base camp atau pos BTNGMb Merbabu.
“Kami mendapat laporan dari warga. Lalu melakukan evakuasi yang lokasinya di Dusun Gancik, Desa/Kecamatan Selo,” jelasnya.
Tim tiba di pos tiga pukul 22.00. Kemudian langsung melakukan assesmen terhadap korban. Dijelaskan, dengan berbagai pertimbangan, evakuasi dipercepat pukul 23.00. Tim reaksi cepat (TRC) menyusul untuk membantu evakuasi dan membawa peralatan pendukung. Mengingat, sulitnya medan serta korban mengalami kelebihan berat badan yakni sekitar 130 kilogram.
Lalu dari hasil koordinasi dengan tim evakuasi, maka untuk transportasi survivor ke Pos BTNG Merbabu menggunakan armada sepeda motor. Korban baru tiba di pos BTNGMb pukul 01.15 dengan kondisi selamat.
“Kami mengimbau agar pendaki memperhatikan faktor keselamatan, memperhatikan kondisi fisik, serta mengetahui persis kondisi jalur yang dilalui. Selain itu, memperhatikan faktor cuaca yang terkadang bisa berubah. Ini demi keselamatan,” kata Suratno. (**)