Fokus Jateng- BOYOLALI, -Ratusan warga memadati kawasan Lapangan Desa Brajan Kecamatan Mojosongo Boyolali untuk menyaksikan karnaval budaya anggota pramuka penggalang SMP/ MTs se Kabupaten Boyolali.
Ketua Kwarcab Boyolali, Supana sekaligus Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Boyolali mengapresiasi rangkaian kegiatan karnaval budaya yang menandai berakhirnya jambore cabang SMP/ MTs ke VII Kwartir Cabang Boyolali tahun 2024 yang digelar selama tiga hari sejak jum’at lalu.
“Saya sangat mengapresiasi adik-adik pramuka yang telah bahu membahu mensukseskan jambore cabang SMP/ MTs ke VII. Termasuk karnaval budaya ini terlihat masyarakat sangat antusias dan semangat,” katanya.
Sebelumnya, salah satu panitia, Suryono menjelaskan, Minggu 7 Juli 2024, Karnaval budaya ini mengambil tema bhineka tunggal ika, setiap kontingen dari masing masing kecamatan menampilkan kostum terbaiknya untuk diperagakan dihadapan dewan juri serta masyarakat sekitar Desa Brajan, Kecamatan Mojosongo, Boyolali. Para peserta berjalan menyusuri jalanan kampung di Desa Brajan sejauh sekitar dua kilo meter, berbagai kostum adat khas nusantara hingga kostum daur ulang sampah plastik dan daur ulang klobot jagung atau kulit jagung yang sudah dikeringkan dipakai oleh peserta karnaval, para peserta berjalan dengan diiringi lagu lagu penyemangat hingga yel yel kekompakan kontingen, di sepanjang jalan para peserta karnaval dinilai oleh dewan juri yang independen dari pegiat seni boyolali, penilaian tersebut agar lebih obyektif dan transparan.
“pada hari ketiga (7 Juli 2024) Jambore Cabang Smp/ Mts hari ini kita mulai dengan acara karnaval, karnaval mengambil tema bhineka tunggal ika, jadi memunculkan beberapa keelokan, keragaman, keunikan yang dimilki bangsa Indonesia mulai dari pakaian adat istiadat hingga daur ulang sampah yang dijadikan kostum karnaval.”
Disebutkan, ada sekitar 800 peserta ikut memeriahkan acara tersebu, mulai dari siswa SMP/ MTS, bina damping dan pendukung kontingen.
“Harapannya dengan jambore cabang ini, segala perbedaan kita jadikan satu dan kita jadikan suatu kekuatan bahwa pramuka adalah menjunjung persatuan dan kesatuan,”imbuhnya.
Sementara itu salah satu peserta, Novita puji astuti (14), mengatakanmengatakan butuh waktu dua minggu untuk mempersiapkan kostum karnaval miliknya.
“ini saya menggunakan kostum daur ulang sampah plastik, ada juga karung bekas dan kawat untuk kerangka roknya. Agar lebih kuat, saya mempersiapkan kostum ini sekitar dua minggu lebih, harapannya dengan mendaur ulang sampah ini bisa mengurangi sampah sampah yang ada di lingkungan sekitar kita selain itu juga agar bisa memanfaatkan barang barang bekas,” ujar siswi kelas VIII SMPN 1 Selo tersebut.
Peserta lainnya, Arkana danar wibisono (15), mengenakan kostum replika burung garuda dengan bahan klobot jagung atau kulit jagung yang sudah dikeringkan, untuk persiapannya sekitar dua mingguan.
“Tim saya menggunakan kostum replika burung garuda dengan bahan klobot jagung atau kulit jagung yang sudah dikeringkan, untuk persiapannya sekitar dua mingguan bersama dengan tim dan teman teman dari kontingen ampel, untuk saya pakai ini agak berat namun saya senang, semoga saja bisa jadi juara,” kata siswa kelas VIII yang akan naik kelas IX SMPN 1 Ampel tersebut. (**)