Wina Calon Bupati Idola Perempuan Sragen

Fokus Jateng-SRAGEN, —Untung Wina Sukowati menjadi satu-satunya bakal calon bupati Sragen yang diperhitungkan pada Pemilihan Bupati Sragen 2024.

Gerakan politik yang masif menjangkau wilayah pedesaan dan perkotaan yang dilakukan Wina tidak asal tetapi terukur. Hal itu dibuktikan dengan hasil survei yang dilakukan Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) Jakarta yang dilakukan 14-20 Juni 2024 lalu.

Berdasar hasil survei itu, Untung Wina Sukowati menduduki urutan kedua top of mind atau pilihan spontan calon Bupati Sragen. Tingkat keterpilihan atau elektabilitasnya tercatat 5%, hanya terpaut 6% dari Untung Wibowo Sukawati di urutan pertama dengan elektabilitas 11%. Ini mengindikasikan Untung Wina Sukowati meski figur baru yang mengemuka 2,5 bulan terakhir, tetapi sudah langsung mendapat tempat di hati masyarakat Sragen.

Untung Wina Sukowati mengalahkan tokoh-tokoh politik senior yang sudah lama mengakar di Bumi Sukowati seperti Pujono Elli Bayu Efendi (3,3%), Suroto (2%), Aan Cahyanto Bayi Aji (1,1%), dan puluhan tokoh lainnya.

Pada simulasi semi terbuka pilihan kepada calon bupati Sragen yang menyuguhkan 23 nama, Untung Wina Sukowati juga menjadi tokoh di luar PDIP dengan elektabilitas teratas. Dia tercatat memiliki tingkat keterpilihan 13,6% menempel politikus PDIP Untung Wibowo Sukawati di angka 31,8%. Posisi Untung Wina Sukowati tetap kukuh pada survei dengan simulasi calon bupati Sragen yang melibatkan 10 nama, 8, 6, 4, 3, dan 2 nama.

Dari sisi popularitas, nama Wina pun tidak diragukan lagi dan hampir menyamai Bowo dengan selisih hanya 12%. Dari lima kandidat cabup di Sragen yang popular, posisi Wina ternyata yang paling popular.

Popularitasnya kuat di mata masyarakat Sragen. Dia dikenal warga Sragen setelah banyak baliho Wina yang terpasang sampai pelosok desa. Wina juga aktif di Instagram.

Kehadiran Wina menjelang Pemilihan Bupati Sragen memberi kesan tersendiri, terutama bagi emak-emak dan remaja perempuan di Sragen. Gaya pakaian, model make-up, sampai merek sepatunya menjadi panutan kaum Hawa. Tak sedikit yang bertanya langsung kepada Wina lewat Instagram tentang sepatunya serta baju yang dikenakan yang berpadu keren dan elegan.

“Soal perawatan wajah juga ditanyakan emak-emak dan remaja. Gaya fashion juga meskipun sederhana tetap saja keren dan elegan. Masyarakat melihatnya sampai sedetail itu. Baju batik yang saya beli juga disukai emak-emak,” ulas Wina.

Dia melanjutkan orang Sragen memanggilnya bukan dengan sebutan mbak atau ibu tetapi mboke. Panggilan mboke itu muncul di Instagramnya. Banyak yang mengirim pesan menyampaikan keinginan memanggil Wina dengan sebutan Mboke Wong Sragen. Mereka ingin memiliki sosok yang keibuan.

Menurut Wina, perempuan dianggap lebih pengertian, lebih luwes, tidak kaku, membela ibu-ibu, dan seterusnya. Dia juga merasa masa depan generasi muda itu ada di tangan perempuan. Bangsa yang kuat dan tangguh adalah bangsa yang perempuannya mandiri.

“Saat saya bicara dengan mbah-mbah, mereka merasa pemimpin perempuan itu lebih baik. Di Sragen itu kalau ada calon perempuan maka yang menang perempuan. Banyak orang yang bilang begitu. Sejarah Sukowati itu suka perempuan. Warga masih percaya dengan mitos-mitos dan membuat prediksi sukanya orang Sragen itu perempuan,” ujar Wina, baru-baru ini.

Selain itu, Wina memiliki kelebihan pintar berbicara. Dia menangkap image dirinya di mata warga Sragen itu pinter ngomong. Kepandaian berbicara Wina itu terasah karena Wina mantan celebrity chef dan bicara tanpa teks di layar televisi secara live.

“Prinsip mereka kalau mau memperjuangkan masyarakat Sragen, ya mencari sosok yang luwes, yang bisa bicara, dan membela masyarakat Sragen. Seperti sosok Papa [Untung Wiyono] juga pintar ngomong. Mbak Yuni [Kusdinar Untung Yuni Sukowati] juga pandai berbicara,” ujar Wina.

Sementara karakter lembah manah, andap ashor, tepa selira tidak begitu saja dimiliki Wina. Karakter itu terbangun sejak kecil ketika hidup sederhana. Wina tidak diperlakukan manja tetapi justru dididik menjadi sosok yang mandiri. Wina tidak ingin membedakan orang karena di mata Tuhan semua orang itu sama.

Mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen, Tatag Prabawanto, yang tinggal di Sragen Tengah, Sragen, melihat dari survei internal Wina top of mind dan sudah di atas rata-rata. Dia menilai public speaking Wina baik, keberaniannya andal.

“Semua tinggal calon parpol yang mengusung jalan atau tidak. Pendekatan ke masyarakatnya bagus. Human relation beliau yang saya anggap baik. Bayangkan saja dalam waktu dua bulan, followers-nya di media sosial sudah di atas 10.000 netizen,” jelas Tatag.

Top of mind yang dimaksud Tatag adalah nama Wina sudah terlintas kali pertama di setiap warga ketika ditanya tentang siapa nama bakal cabup Sragen 2024. Semua itu tercapai karena segala lini didekati untuk mendongkrak popularitas dan elektabilitas, baik media sosial, terjun menyapa masyarakat, sampai sebaran alat peraga yang masif. (A. Nuryanto/**)