Aksi Bersih Sungai di Boyolali Diwarnai Penuangan Eco-enzim

Kepala DLH Boyolali, Suraji (yull/Fokusjateng.com)

Fokus Jateng-BOYOLALI,- Ratusan orang dari berbagai komunitas melakukan pembersihan sungai dan menuangkan ecoenzim sebagai bahan alami untuk mengembalikan kualitas air pada Jumat 26 Juli 2024.

Kegiatan dimulai dengan membersihkan Kali Gede, Boyolali Kota. Kemudian, dilakukan pembuatan ecoenzim dan dituangkan ke air sungai. Ada 180an orang yang mengikuti kegiatan bersih sungai memperingati Hari Sungai yang diinisiasi DLH Boyolali.

Turut hadir, Wakil Bupati Boyolali Wahyu Irawan, Ketua DPRD Boyolali, Marsono dan Dirut Bank Boyolali Dono Srihananto.

Menurut Kepala DLH Boyolali, Suraji, kegiatan ini melibatkan komunitas ecoenzim dan pegiat sampah. Fungsi ecoenzim ini bio ecoremediasi secara alami pada air sungai. Selama ini ecoenzim banyak digunakan untuk pembersihan. Namun, dengan menuang ecoenzim ke sungai bisa mengurangi kekeruhan dan bau sungai yang tercemar.

“Disini kami membangun kepedulian bahwa sungai itu penting bagi kehidupan masyarakat,” katanya.

Suraji berharap kegiatan ini akan dapat menumbuhkan kepedulian pada sungai. Diharapkan bisa membantu meningkatkan kualitas air sungai. “Aksi ini lebih pada membangun kepedulian kita terhadap sungai. Nanti 2-3 minggu ke depan kami akan melakukan uji kuakitas air sungai ini secara rutin,” ungkapnya.

Tidak hanya di Kali Gede, pihaknya juga akan menuangkan ecoenzim ini dibeberapa lokasi lain. Antara lain di jembatan Kali Kiring sebelah utara alun-alun utara dan Jalinan, Kecamatan Teras. Dia menargetkan agar kualitas air sungai di Kota Susu paling baik di wilayah Solo Raya.

“Mengingat indeks kualitas airnya pada 2023 kita (Boyolali) di bawah 50 dan itu kategorinya kurang. Kami akan kejar untuk kategori baik, ya kami kejar ini,” tambahnya.

Dijelaskan, rendahnya kualitas air disebabkan limbah yang mencemari air sungai. Diantaranya ditemukan bakteri e-coli. Sehingga pencemaran didominasi sampah rumah tangga seperti kotoran ternak, hingga pertanian berupa pupuk pestisida yang larut dialiran air sungai. Selain itu kondisi ini juga merata

“Kami akan segera mengejar ke 70, tapi berat, karena indeks kuakitas air itu termasuk susah berubah. Karena faktornya banyak. Dan semua faktor-faktor itu harus diubah, tetapi tidak semua faktor mudah diubah. Misalnya pertanian, sisanya larut ke sungai, lalu industri kecil yang tidak semua punya instalasi pengolahan limbah memadai, peternakan yang membuat limbah langsung tanpa pengolahan,” jelasnya.

Ditemui usai kegiatan, Wakil Bupati Boyolali, Wahyu Irawan mengemukakan, aksi bersih-bersih sungai ini dalam rangka Hari Peduli Sungai. Selain itu juga dilakukan penuangan ecoenzim yang memiliki banyak fungsi. Termasuk menjernihkan sungai.

“Kami peduli kebersihan sungai dengan melibatkan komunitas anak sungai dan komunitas ecoenzim di Boyolali,” katanya.

Ketua DPRD Marsono menambahkan bahwa kegiatan bersih-bersih sungai ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan sungai dan mengelola sampah dengan baik.

“Sehingga kita bersama-sama saling peduli lingkungan. Diharapkan ke depan dapat mengajak seluruh masyarakat secara bersama-sama memiliki tanggung jawab untuk menjaga lingkungan, khususnya kebersihan sungai,” ujarnya. (**)