Fokus Jateng-SURAKARTA, – Program Doktor Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta kembali meluluskan Doktor baru atas nama Solikah Ana Estikomah dengan mengambil judul desertasi “Biokonversi Limbah Cair Industri Keju Menjadi Produk Pangan Fungsional Dan Kosmetik Yang Ramah Lingkungan” pada hari Selasa, 30 Juli 2024. Promovendus Solikah Ana Estikomah mendapat bimbingan Promotor Prof. Drs.Suranto, M.Sc., Ph.D, Ko-Promotor I Dr. Ari Susilowati, S.Si., M.Si dan Ko-Promotor II Dr. Mohammad Masykuri, M.Si.
Dalam ujian terbuka Program Doktor Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta diketuai Prof. Drs.Sutarno.,M.Sc.PhD dan sekretaris penguji yakni Kepala Program Doktor Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana UNS Prof. Dr. Drs. Pranoto, M.Sc. Adapun penguji lainnya Prof Dr Sugiyarto, M.Si yang merupakan rektor Universitas Tidar Magelang, Prof. Drs. Suhendra, M.Si., Ph.D dan Dr. Umi Fatmawati, S.Pd, M.Si.
Desertasi Solikah Ana Estikomah tentang “Biokonversi Limbah Cair Industri Keju Menjadi Produk Pangan Fungsional Dan Kosmetik Yang Ramah Lingkungan” terdiri beberapa tahap, dimana tahap yang pertama menemukan keragaman dan kelimpahan bakteri berdasarkan amplikon gen 16S rRNA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keanekaragaman bakteri pada air limbah berhasil menemukan genus bakteri dominan, Lactobacillus dan Acetobacter. Penelitian tahap dua bertujuan mengolah limbah cair keju menjadi produk kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yogurt hasil pengolahan limbah cair keju memiliki nilai protein dan lemak yang rendah. “Hal ini disebabkan karena lemak dan protein yang ada sudah digunakan dalam pembuatan keju,” ujar Solikah Ana Estikomah.
Penelitian tahap tiga, lanjut Estikomah, mengetahui persepsi masyarakat terhadap pengolahan limbah cair keju sebagai produk kesehatan. Sebagian besar warga menganggap bahwa industri keju akan memberikan manfaat bagi industri keju serta masyarakat sekitar industri keju jika diolah menjadi produk, tidak dibuang langsung ke lingkungan sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan. Penelitian tahap empat mengkaji aspek Abiotik, Biotik, dan Culture (A, B, C). Penelitian ini menyangkut ke tiga unsur ekosistem ABC tersebut, yaitu unsur A berupa limbah cair keju, unsur B berupa manusia,hewan, tumbuhan dan unsur C yang merupakan Culture dari manusia. Penelitian tahap ke lima mengkaji aspek ekonomi, pengolahan limbah cair keju selain mengurangi dampak lingkungan juga diharapkan memberikan laba bagi industri. “Harapannya kedepan produk hasil pengolahan limbah cair keju baik berupa pangan fungsional dan kosmetik berupa sabun padat yoghurt whey dapat dinikmati oleh masyarakat,” jelas Solikah Ana Estikomah yang kini menyandang gelar Doktor Ilmu Lingkungan sekaligus Dosen Prodi Farmasi Fakultas ilmu Kesehatan Universitas Darussalam Gontor. (ist/**)