Dampak Kemarau Panjang, Dispertan Boyolali Siapkan Langkah Strategis

Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Boyolali, Joko Suhartono. (yull/Fokusjateng.com)

Fokus Jateng-BOYOLALI, – Pemkab Boyolali mengupayakan penambahan areal pertanian. Dampak kemarau berkepanjangan luasan lahan padi di Kabupaten Boyolali tidak sedikit susut dibanding musim tanam sebelumnya. Usai dilanda kemarau panjang El-Nino pada 2023 sampai awal 2024 luasan lahan panen padi menurun 1,5 ribu hektare.

Sementara, data secara nasional luas tanam padi menurun hingga 18,71 persen dalam kurun Oktober 2023 sampai Februari 2024.

“Boyolali juga mengalami penurunan luas panen padi. Dari 49.094 hektare pada 2022 menjadi 47.542 hektare pada 2023. Jadi turun sekira 1.552 hektare,” kata Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Boyolali, Joko Suhartono. Minggu 4 Agustus 2024.

Untuk itu, langkah-langkah antisipatif telah disiapkan, disebutkan, ada dua program yang dijalankan. Pertama, penambahan area tanam (PAT) melalui kegiatan pompanisasi dan PAT padi gogo. Berikutnya upaya irigasi pemompaan untuk mendorong PAT.

“Sasaran pompanisasi kami pada areal tadah hujan dan sawah irigasi teknis yang kekurangan air karena bermasalah,” katanya.

Ia menambahkan, pompa air bantuan Kementan pada 2019-2023 mencapai 146 unit. Bantuan itu diserahkan pada kelompok penerima bantuan. Untuk menggenjot IP tanam maka program pompanisasi untuk mendongkrak PAT berlanjut. Tahun ini, program pompanisasi akan memberikan bantuan pompa air sebanyak 118 unit.

“Program PAT melalui pompanisasi ini berasal dari APBN Kementan 2024. Kami berharap program ini bisa menambah area tanam dan mengatasi darurat pangan.” pungkasnya. (**)