Dibintangi Rima, Film Horror Mayat Hidup Siap Rilis Tahun Depan

Fokus Jateng-BOYOLALI,-Rima Kusuma dan Gatot Herlambang (Athoy) menjadi pemeran utama dalam film horor terbaru berjudul Mayat Hidup. Film MH, disutradarai oleh Teguh Santoso. Menceritakan tragedi seorang dokter yang alat kelaminnya disayat gerombolan setan.

Nama Rima Kusumawati Prasetyaningrum menjadi sorotan utama dalam jajaran pemain film Mayat Hidup. Rima, yang merupakan seorang aktris asal Boyolali dan menjabat sebagai Wakil Ketua PARFI (Persatuan Artis Film Indonesia) Jawa Tengah, memerankan karakter Pima.

Dalam film ini, Pima adalah seorang istri dari seorang dokter yang sedang mengandung dan harus menghadapi kegelisahan ketika suaminya harus pergi bertugas di sebuah klinik di desa terpencil.

Peran suami Pima, Dokter Trasta, dimainkan oleh aktor tampan asal Bandung, Gatot Herlambang yang dikenal dengan nama panggilan Athoy.

Kolaborasi antara Rima dan Athoy ini dianggap sebagai penggabungan semangat kedaerahan antara Boyolali dan Bandung. “Bermain dengan Athoy memberi saya pengalaman baru dalam akting, sehingga saya bisa menerjemahkan apa yang dituntut sutradara,” ungkap Rima.

Selain Rima dan Athoy, Mayat Hidup juga didukung oleh sejumlah aktor dan aktris berbakat. Salah satunya adalah Oim Ibrahim, yang memerankan karakter Gurem, sosok yang selalu menjadi penghalang niat jahat para gerombolan mayat hidup.

Oim sebelumnya dikenal lewat perannya di film 22 Menit (2018) dan Ajari Aku Islam (2019).

Tak ketinggalan, aktris senior Linda Djatnika turut berperan sebagai Dokter Netty, kepala klinik lain dalam film ini. Sementara itu, Parlin Tampubolon hadir dengan perannya sebagai Dokter Parli, kepala klinik gaib yang menjadi musuh utama dari Dokter Trasta.

 

*Cerita Rima dalam Mayat Hidup:

Rima mengungkapkan rasa senang bisa terlibat dalam MH. Dia sangat antusias salah satunya karena film ini dibuat berdasarkan kisah nyata. “Menurut saya seluruh tim bekerja dengan sangat maksimal dan saya yakin semua orang akan terhibur saat menonton filmnya di bioskop,” kata Rima.

Disisi lain, karena menetap di Boyolali, Rima juga harus berpacu dengan jadwal kerjanya sebagai ASN di Boyolalali. Maka ia sisihkan waktu setiap akhir pekan, yakni Jumat pagi hingga Minggu malam berada lokasi syuting di Bandar, Kabupaten Batang. Produksi MH memaksa Rima bersiasat soal waktu.

Sementara Teguh Santosa mengatakan, Film Mayat Hidup diproduksi oleh Tesis Pictures, memulai proses syutingnya sejak 5 Juli 2024.

Selama kurang lebih 30 hari, Teguh bersama tim bergerak dari satu lokasi ke lokasi lain yang tersebar di Pekalongan, Batang, dan Boyolali.

Proses produksi film ini juga diwarnai dengan antusiasme para pemain yang datang dari berbagai kota di Indonesia. Para pemain yang terlibat dalam film ini berasal dari Jakarta, Tangerang, Bogor, Bandung, Palembang, Semarang, Ambon, dan Boyolali.

“Mereka berkumpul di Pekalongan, yang menjadi pusat aktivitas kreatif untuk penggarapan film ini.”

Di antara lokasi syuting yang digunakan, ada beberapa yang menjadi sorotan, seperti rumah Lawang Songo di Sawah Joho, Warung Asem, Omah Tani di Bandar, serta Homestay Kalisalak di Batang.

Sementara itu, di Boyolali, pengambilan adegan dilakukan di hutan jati dan pekarangan rumah tua di Kecamatan Sambi. Adegan terakhir film ini dieksekusi di Kebondalem RT 03/ RW 1 Desa Bendan, Banyudono, Boyolali, yang sekaligus menjadi lokasi penutup dari rangkaian proses syuting. (ist/**)