Fokus Jateng-Karangantar,- Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (FH UNS) bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Pemerintah Desa Segorogunung telah mengadakan pelatihan mitigasi bencana alam di Desa Segorogunung, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar.
Dalam keterangan tertulis yang diterima Fokus Jateng menyebut, kegiatan yang berlangsung 30-31 Juli 2024 ini secara resmi dibuka oleh Kaprodi Ilmu Hukum FH UNS dan Kepala Desa Segorogunung, diikuti oleh warga desa, perangkat desa dan relawan tanggap bencana dari Desa Gondosuli yang secara antusias berpartisipasi dalam berbagai sesi pelatihan yang diselenggarakan.
Adapun materi disampaikan oleh narasumber Dr. Ayub Torry Satrio Kusumo dan Dr. Anang Setiyawan dari FH UNS, serta M. Zainoel Mutaqqin dari BPBD Karanganyar.
Menurut Dr. Anang Setiyawan dari FH UNS Surakarta, pada kesempatan itu pihahnya menggagas berbagai aspek penting terkait dengan penanggulangan bencana, termasuk pemahaman terhadap potensi bencana yang ada di sekitar desa wisata berbasis masyarakat serta strategi mitigasi yang dapat diterapkan untuk mengurangi risiko.
“Peserta juga diperkenalkan dengan konsep dasar mitigasi bencana, jenis-jenis bencana alam yang sering terjadi di wilayah setempat, dan pendekatan hukum serta kebijakan dalam penanganan bencana,” katanya. Rabu 14 Agustus 2024.
Dia menjelaskan secara mendalam tentang pentingnya kesadaran masyarakat terhadap risiko bencana, serta bagaimana informasi ini dapat digunakan untuk mengurangi dampak negatif yang mungkin timbul. Selain itu, peserta juga diberikan pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab masyarakat dalam upaya pencegahan dan mitigasi bencana.
“Ada sesi peserta langsung terjun ke lapangan untuk melakukan simulasi mitigasi bencana. Kegiatan praktik ini meliputi identifikasi titik-titik rawan bencana di desa, penyusunan jalur evakuasi serta titik evakuasi warga desa,” kata Dr. Anang Setiyawan.
Lebih lanjut, pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan respon masyarakat dalam menghadapi bencana alam. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang risiko dan cara mitigasi, diharapkan warga desa dan relawan dapat berperan aktif dalam menjaga keselamatan lingkungan mereka. Pelatihan ini juga bertujuan untuk menciptakan kesadaran kolektif di kalangan masyarakat mengenai pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana, yang pada akhirnya dapat mendukung keberlanjutan dan ketahanan desa wisata sebagai destinasi yang aman dan ramah bagi pengunjung.
” Jadi pada dasarnya, kegiatan pelatihan ini diharapkan dapat menjadi langkah signifikan dalam membangun desa wisata yang tangguh, berdaya saing dan berkelanjutan, serta menciptakan kesadaran komunitas yang lebih besar terhadap kepentingan manusia dan lingkungan,”terang Dr. Anang Setiyawan. (ist/**)