PKS Usulkan Saifulhaq Mayyazi, Dampingi Marsono di Pilkada Boyolali

Saifulhaq Mayyazi. (docpks/Fokusjateng.com)

Fokus Jateng- BOYOLALI,-Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terus mematangkan kandidat yang akan disiapkan untuk perhelatan pemilihan kepala daerah di Kabupaten Boyolali. Terbaru, DPD PKS Boyolali mengusulkan nama bakal calon wakil bupati Boyolali yaitu Saifulhaq Mayyazi.

Putra politikus senior PKS, yang juga Anggota DPR RI, Abdul Kharis Almasyhari diajukan untuk menjadi wakilnya Marsono dari PDI Perjuangan.
Ketua DPD PKS Boyolali, Nur Arifin menjelaskan, nama Saifulhaq Mayyazi merupakan aspirasi dan usulan dari pengurus DPD PKS Boyolali. Dari hasil komunikasi dan penjajakan yang intensif, DPD PKS Boyolali menilai, dari pengalamannya sebagai tokoh muda, Saifulhaq Mayyazi dinilai sebagai sosok yang tepat untuk mendampingi Marsono dalam kontestasi di pilkada Boyolali.
” Semuanya sedang kita Proses ke DPP, ya kita menunggu proses itu bisa kelar, semoga pada minggu ini selesai, sehingga kita mantab untuk berkoalisi dengan PDI Perjuangan,” kata Nur Arifin, usai dilantik sebagai anggota DPRD Boyolali, Senin 19 Agustus 2024.
Nama Saifulhaq Mayyazi, lanjut Nur Arifin juga sudah diajukan ke DPP untuk diproses lebih lanjut.
” Dan kami berharap ini bisa lancar menjadi pasangan, dan kompetisi dengan pasangan yang lain, sehingga iklim demokrasi Boyolali lebih bagus,” katanya.
Nur Arifin pun cukup optimis pasangan tersebut mendapat rekomendasi baik dari DPP PKS maupun DPP PDI P.
” Semoga proses itu sesuai dengan harapan,” jelasnya.
Saifulhaq Mayyazi meski bukan orang Boyolali, tapi Saifulhaq punya darah Boyolali. Ibunya Saifulhaq berasal dari Desa Kragilan, kecamatan Mojosongo.
” keluarga besarnya ada di Boyolali. Dia juga punya saudara di Simo. Jadi keluarganya banyak di Boyolali juga,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua DPC PDI P Boyolali, Susetya Kusuma Dwi Hartanta menyambut positif calon wakil yang akan menjadi pasangannya kader PDI P.
” Ketika kita kerjasama politik. ketika itu saling menguntungkan, kenapa tidak,” katanya.
Susetya mengaku tak masalah jika yang menjadi pasangan calon bukan dari PDI P. Meskipun secara kuantitas jumlah kursi DPRD PDI P jauh dari PKS. Dari 50 Kursi, 36 kursi diisi kader PDIP.
Sementara PKS mendapatkan 4 kursi. Secara aturan, PDI P juga satu-satunya partai yang bisa mengusung pasangan sendiri tanpa perlu koalisi dengan partai manapun.
” Owhh ga apa-apa. Dari dulu kita sampaikan, PDI Perjuangan adalah partai terbuka. Siap untuk menerima temen-temen dari manapun,” ujar Susetya. (**)