Bawaslu Solo Hadirkan 30 Elemen Mahasiswa dan Pemuda Berdialektika Tentang Demokrasi dan Pengawasan dalam Pilkada 2024 

 

Fokus Jateng-SOLO- Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Solo menggelar sosialisasi pengawasan Partisipatif (Soswastif) dalam Forum “Dialektika Demokrasi”, di Kusuma Sahid Prince Hotel (KSPH) Keprabon Solo, Senin 19 Agustus 2024.

Tema kegiatan yang ditujukan kapada peserta cukup menggelitik, “Milenial Mengawasi Pilkada, Siapa Takut?”. Tema ini sengaja diambil dengan sasaran pemilih pemula dan pemilih muda yang mencapai 57 – 62 persen pada pilkada mendatang. Soswastif Dialektika Demokrasi ini menghadirkan narasumber salah satu tim perumus Undang-Undang Pemilu, Dian Permata dan Pegiat Masyarakat Anti Fitnah Indonesia(Mafindo), Niken Satyawati.

“Tujuan kegiatan ini adalah mengajak generasi milenial untuk berpartisipasi aktif dalam pengawasan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Kami sengaja mengundang berbagai elemen generasi Z dalam sosialisasi kali ini, ” ujar Ketua Bawaslu Solo, Budi Wahyono saat ditemui disela acara.

Bawaslu mencatat puluhan peserta diambil dari 30 elemen Mahasiswa yang terdiri Kelompok Cipayung (HMI, GMNI, PMKRI, GMKI, PMII) dan Organisasi Kepemudaan lainnya seperti IMM, KAMMI (Cipayung plus). Elemen lain yang hadir dalam acara ini adalah BEM se-Solo, Forum OSIS Surakarta, Karang Taruna, Relawan Solo Siber, Gema FKUB, GP Anshor, IPNU, IPPNU, IPM PDPM dan elemen lainnya.

Budi Wahyono juga menekankan pentingnya peran milenial dalam menjaga integritas dan kredibilitas proses Pilkada. “Saya harap kerja sama atau memorandum of Understanding (MOU), antara semua peserta yang hadir untuk mewujudkan pilkada yang bermartabat dan pikiran yang kritis bisa terwujud,” ujar Budi.

Melalui kegiatan ini Budi juga berharap adanya kesadaran politik adanya partisipasi pengawasan di kalangan millenial dan generasi Z, sekaligus memberikan pemahaman mendalam tentang peran dan fungsi Bawaslu dalam mengawasi jalannya Pemilihan Kepala Daerah.

Melalui diskusi interaktif dan simulasi pengawasan, para peserta diajak untuk lebih memahami mekanisme pengawasan, mulai dari pengawasan daftar pemilih, kampanye, hingga pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara.

Sementara itu Pengawasan pemberitaan kampanye dengan maraknya Hoax juga menjadi pembahasan yang cukup dinamis dan serius oleh peserta. Berdasarkan data yang di rilis oleh Mafindo pada bulan Februari 2024, sejumlah 2.330 hoax yang terekam dimana 1.225 adalah hoax Pemilu. Dalam Dialektika ini Niken Satyawati yang juga aktifis Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) menyampaikan bagaimana mengatasi hoax dan pencegahannya melalui teknik pre-bunking serta de-bunking.

 

“Kita juga berharap melalui kegiatan ini, semakin banyak generasi milenial yang tergerak untuk ikut mengawasi Pilkada, sehingga pelaksanaan pemilu dapat berlangsung jujur, adil, dan transparan. Dengan semangat “Milenial Mengawasi Pilkada, Siapa Takut?,” jelas Agus Sulistyo Anggota Koordinator divisi P2H Bawaslu Solo, saat ditemui ditempat yang sama.

Pihaknya optimis bahwa keikutsertaan millenial dan generasi Z akan memberikan dampak positif yang signifikan terhadap kualitas demokrasi di Indonesia. (A. Nuryanto/**)