Ikatan Paritrana Indonesia Launching Aplikasi dan Gelar Konsolidasi Di Karangapandan

FOKUSJATENG.COM, KARANGANYAR  – Badan Pengurus Pusat Ikatan Paritrana Indonesia (BPP IPI) menggelar sarasehan konsolidasi, bertempat di Lembah Manah Mataram, Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Minggu (25/8/2024).

Turut hadir pada pembukaan acara tersebut, diantaranya Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Karanganyar Yopi Eko Jati Wibowo, dan Pimpinan Ponpes Isykarima KH. Syihabuddin Abdul Mu’iz al Hafidz. unsur pejabat Forkopimcam Karangpandan, Ketua LDA Keraton Kasunanan Surakarta GKR Wandansari, dan Ketua Presidium DMD MLKI Surakarta Gres Raja. Acara ini juga ditandai dengan pemotongan tumpeng dan hiburan.

Ketua BPP IPI Bagus Hartawan, mengatakan, tak hanya mempererat tali persaudaraan, sarasehan konsolidasi ini digelar untuk membahas program kerja, dan penataan kembali susunan pengurus pusat IPI.

Menurut Bagus, ada beberapa program kerja yang dibahas dalam pertemuan ini, khususnya mengenai eksport beragam produk ramuan herbal, pengembangan holtikultura, dan agrobisnis.

“Salah satu visi IPI, yaitu berkomitmen melestarikan warisan leluhur Nusantara, termasuk juga jamu herbal. Produk yang kami hasilkan dan tentunya telah memiliki legalitas dan berlisensi BPOM dan juga dijamin kehalalannya,” ungkapnya.

Dalam kesempatan ini, IPI sekaligus melaunching platform aplikasi digital yang diberi nama My Apps IPI. Pengenalan aplikasi tersebut, kata Bagus, juga diharapkan lebih mempermudah mempromosikan setiap produk yang telah dihasilkan oleh anggota IPI.

“Aplikasi My Apps IPI merupakan platform online yang di dalamnya juga terdapat marketplace untuk menawarkan dan menjual produk yang dihasilkan oleh anggota IPI, baik berupa barang maupun jasa. Dan ada pula layanan konsultasi kesehatan mengenai pengobatan medis maupun non medis, dan lainnya. Aplikasi itu pun nantinya bisa didownload melalui Play Store. Program-program tersebut, diharapkan dapat memajukan organisasi sekaligus menumbuhkan ekonomi mandiri bagi para anggota IPI,” ujarnya.

Sekjen BPP IPI sekaligus selaku ketua panitia penyelenggara acara, Izi Susandi Ishaq, menyampaikan, IPI, katan Paranormal Indonesia yang sekarang bermetamorfosa menjadi Ikatan Paritrana Indonesia kini lebih majemuk keanggotaannya.

“Keanggotaan IPI sekarang lebih majemuk dibanding sebelumnya. Jadi, di bukan hanya mewadahi kalangan paranormal atau supranatural, tetapi juga ada terapis, para seniman, dan tokoh lintas agama, dengan program mengembangkan pengetahuan dengan menggali nilai-nilai luhur Nusantara,” jelasnya.

Menurut Izi, saat ini sudah ada produk dari IPI yang telah berhasil diekspor ke Jepang, yang juga dalam proses penjajakan untuk diekspor ke negara lainnya, yaitu teh herbal daun kelor. Selain itu, IPI juga tengah mengembangkan budidaya pisang cavendish.

Pimpinan Ponpes Isykarima KH. Syihabuddin Abdul Mu’iz al Hafidz ikut memberikan apresiasi kegiatan IPI sebagai semangat anak bangsa yang berkarya untuk mengekspresikan budaya leluhur, khususnya mengenai pengembangan ilmu kesehatan melalui pengobatan herbal.

“Budaya leluhur memiliki kejayaan, kekayaan dan kekuatan yang luar biasa. Tinggal bagaimana ke depannya IPI bisa memunculkan legitimasi yang lebih kuat dalam bidang akademis, kemudian bidang kesehatan dengan pengobatan berstandar BPOM. Manfaatnya sudah jelas. Karena jalau tidak jelas manfaatnya tidak mungkin pengobatan warisan para leluhur kita ini bisa bertahan ratusan tahun, bahkan hingga sekarang. Semoga ini menjadi semangat bagi IPI untuk terus berkarya bagi kepentingan masyarakat secara luas,” ucapnya.

Sementara, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Karanganyar Yopi Eko Jati Wibowo berharap IPI bisa ikut mewujudkan Kabupaten Karanganyar sebagai kota wisata religi, kota wisata budaya, dan kota wisata herbal yang dapat terus berkembang.

“Pemkab Karanganyar tentunya akan mendukung apa yang dilakukan IPI. Di Tawangmangu juga ada BPTO dan Rumah Atsiri. Sehingga sangat tepat jika Karanganyar dikembangkan sebagai pusat tanaman obat atau herbal,” kata dia.

Yopi berharap, pengobatan herbal tidak lagi menjadi pengobatan alternatif, tetapi menjadi pilihan utama mengingat semakin banyaknya masyarakat yang membutuhkan pengobatan non kimia.

“Dan tentunya ini akan sangat membahagiakan, bukan hanya bagi masyarakat Karanganyar tetapi juga secara nasional bahkan internasional,” tandasnya.(ck/bre)