Kemarau ini Permintaan Air Bersih Sedikit, tapi Anggaran Lebih Besar

Fokus Jateng-BOYOLALI,- Kendati sudah memasuki puncak musim kemarau, namun permintaan bantuan air bersih terhitung masih sedikit jika dibanding tahun sebelumnya. Per akhir Agustus jumlah dropping air sebanyak 170 ribu liter atau 31 tangki. Angka itu menurun dibandingkan kekeringan 2023 yang mencapai 1.960 tangki. Meski demikian, anggaran air bersih tahun ini naik menjadi Rp 176 juta.
“Hal itu, karena tahun ini merupakan kemarau basah. Jadi masih ada beberapa desa yang diguyur hujan,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Boyolali, Suparman, Senin 2 September 2024.
Sesuai SK Bupati Boyolali, ada sepuluh kecamatan yang masuk kategori rawan kekeringan. Rinciannya, Kecamatan Juwangi, Kemusu, Wonosegoro, Wonosamudro, Musuk, Tamansari, Cepogo, Selo, Ampel, dan Andong. Jumlah kecamatan rawan kekeringan ini bertambah dibanding 2023.
“Sampai saat ini pendistribusian air bersih baru dilima kecamatan, enam desa, 11 dusun dan 31 tangki air yang sudah kami distribusikan sampai saat ini. Kurang lebih ya sekitar 170 ribu liter air bersih.”
Suparman merincikan dropping air bersih yang telah disalurkan. Kecamatan Juwangi menyasar Desa Ngaren dan Kalimati yang mendapat bantuan 12 tangki air bersih atau 69 ribu liter. Kemudian Kecamatan Wonosegoro menyasar Desa Guwo mendapat bantuan 11 tangki atau 55 ribu air bersih.
Kecamatan Tamansari menyasar Desa Sangup dengan bantuan 4 tangki atau 23 ribu air bersih. Lalu, Kecamatan Cepogo menyasar Candigatak dengan bantuan 2 tangki atau 10 ribu liter air bersih. Kemudian Kecamatan Kemusu menyasar Desa Kedungrejo dengan bantuan 2 tangki atau 13 ribu liter air bersih.
“Masyarakat bisa mengajukan permohonan dropping air bersih ke BPBD. Bisa melalui desa kemudian dikoordinasikan ke BPBD.”
Ia menambahkan, pada tahun kemarin pada Juli-Agustus permintaan air sudah mencapai 500-600 tangki tapi saat ini baru 31 tangki. Di sisi lain anggaran untuk dropping air bersih meningkat. Tahun ini BPBD menganggarkan Rp 176 juta. Naiknya anggaran dropping air karena berkaca dari kemarau panjang 2023 senilai Rp 107 juta dengan 300 tangki air. Namun, permintaan air bersih mencapai 1.960 tangki air. Sisanya dibackup dari tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL) dari BUMN dan BUMD. (**)