Ada 14 Laporan Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies di Boyolali

ilustrasi kucing (doc/Fokusjateng.com)

Fokus Jateng- BOYOLALI,- Masyarakat di Kabupaten Boyolali diingatkan untuk selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR). Pasalnya rabies merupakan penyakit mematikan yang dapat menular ke manusia melalui gigitan atau air liur dari hewan penularan rabies (HPR) seperti anjing, kucing, dan kera. Mengingat, kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR) di Boyolali terhitung tinggi, kendati demikian masih terkendali. Selama kurun Januari hingga Agustus terdapat 14 kasus gigitan. Salah satunya gigitan kera yang terjadi di Kecamatan Gladagsari, meski begitu belum ada satupun temuan rabies.

Kabid Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Peternakan dan Perinkanan (Disnakan) Boyolali, Afiany Rifdania mengatakan sejak bulan Januari hingga Agustus 2024, sudah ada 14 kasus GHPR. Kasus gigitan itu berasal dari hewan yang berpotensi menularkan rabies. Diantaranya anjing, kucing, hingga kera.

“Kalau kasus gigitan hampir tiap minggu ada aja laporan masuk. Tapi sejauh ini, Alhamdulillah nihil temuan rabies,” ucapnya. Kamis 12 September 2024.

Terkait hal tersebut puhaknya meminta kepada masyarakat di Kabupaten Boyolali untuk waspada terhadap gigitan hewan penular rabies ini. Rata-rata hewan yang menggigit korban merupakan hewan liar seperti, anjing, kucing dan kera.

“Kasus gigitan hewan penular rabies di Boyolali ini didominasi oleh hewan anjing, lalu ada juga laporan gigitan kera di Kecamatan Gladagsari. Jadi begitu ada laporan gigitan, dinas akan menindaklanjuti. Kami akan observasi selama dua minggu. Begitu hewan yang menggigit mati, maka kami uji laboratorium untuk Memastikan virus rabies itu, kalau untuk korbannya alhamdulilah tidak ada yang sampai menyebabkan meninggal karena semua korban telah kita lakukan penanganan,” jelasnya.

Kasus GHPR yang menewaskan manusia pernah terjadi di Boyolali pada 2017 silam di Karanggede dan Wonosegoro. Seorang lanjut usia (Lansia) meninggal dunia setelah diserang dan digigit monyet ekor panjang (MEP). Begitu MEP tertangkat, dinas lalu melakukan uji lab dan hasilnya negatif.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Disnakan rutin memberikan vaksin rabies gratis tiap tahunnya. Biasanya, vaksin rabies gratis disediakan bertepatan dengan peringatan hari rabies sedunia.

Tahun ini, disnakan menyiapkan 300 vaksin rabies gratis yang menyasar hewan peliharaan kucing dan anjing. Selain itu dinas juga mengkampanyekan untuk memperlakukan hewan peliharaan kucing dan anjing dengan baik dan tidak dilepas liarkan. Kedua hewan itu tidak untuk dikonsumsi.

Pihaknya juga mengimbau, agar masyarakat yang mempunyai hewan peliharaan seperti anjing dan kucing untuk menjaga hewan peliharananya,rutin menyuntikan vaksin rabies, dan mengandangkan hewan peliharaannya. (**/yull)