Fokus Jateng-Solo – Dewan Profesor (DP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melakukan kunjungan ke Dewan Profesor (DP) Universitas Brawijaya di Malang, Jawa Timur.
Kunjungan ini dipimpin Ketua Dewan Profesor UNS, Prof. Drs. Suranto Tjiptowibisono, M.Sc, P.hD., bersama dengan Prof. Dr. Suciati, M.Pd, (Ketua Komisi II), Prof. Sahid Teguh Widodo, SS., M.Hum, Ph.D. (Ketua Komisi III), Prof. Dr. Akhmad Arif Musadad, M.Pd (Sekretaris Komisi II) dan Prof. Dr. Ir. Eddy Tri Haryanto, M.P (anggota Komisi II), pada Rabu, 2 Oktober 2024. Kemarin.
Kedatangan Dewan Profesor UNS Surakarta disambut Dewan Profesor (DP) Universitas Brawijaya, antara lain Prof. Sukir Maryanto, S.Si.,M.Si.,Ph.D (Ketua, yang sebelumnya sebagai Sekretaris Dewan Profesor), Prof Sukoco Prof. Ir. Sukoso, M.Sc., Ph.D. (Ketua Komisi A), Prof. Dr. Ir. Qomariyatus Sholihah, Amd.Hyp, ST., M.Kes., IPU., ASEAN Eng. (Sekretaris Komisi C), Prof. Dra. Fatchiyah, M.Kes., Ph.D (Sekretaris Komisi A), Prof. Dr. Moh. Fadli, S.H., M. Hum (Ketua Komisi C) dan Prof. Dr. dr.Loeki Enggar Fitri, M. Kes., SpParK (Sekretaris Komisi B).
Prof. Ir. Sukoso, M.Sc., Ph.D mewakili Dewan Profesor Universitas Brawijaya dalam pengantarnya, menyampaikan bahwa beberapa waktu lalu para Dewan Profesor sangat konsentrasi mengenai nilai-nilai ke-Brawijaya-an untuk digali lebih dalam lagi. Harapannya, kedepan ada karakter yang tergali dan dapat menunjukkan mengenai nilai Ke-Brawijaya-an di Universitas Brawijaya yang kelahirannya sejak 6 Januari 1963 lalu.
Selanjutnya, Ketua Dewan Profesor UNS, Prof. Drs. Suranto Tjiptowibisono, M.Sc, P.hD. menyampaikan maksud dan tujuan kunjungan dari Dewan Profesor UNS ke Dewan Profesor Universitas Brawijaya guna menggali nilai, etika dan budaya Ke-Brawijaya-an. “ UNS saat ini sedang menggali nilai-nilai yang terkandung dalam logo dan simbol institusi dengan melacak dari berbagai sumber. Salah satu yang dilakukan untuk menggali nilai, etika dan budaya lembaga dengan melakukan kunjungan kerja supaya bisa sharing pengalaman bagaimana institusi menggali nilai yang khas dari internalnya,” papar Ketua Dewan Profesor UNS Surakarta dalam keterangan yang diterima fokus jateng.com.
Senada, Prof. Dr.Suciati,M.Pd, selaku ketua komisi II Dewan Profesor UNS menandaskan bahwa luaran buku tentang nilai-nilai filosofi logo UNS untuk menjembatani kesenjangan antar generasi terkait nilai-nilai luhur yg terkandung dalam logo UNS, yakni mangesti luhur ambangun nagoro. Selanjutnya, nilai-nilai filosofi dari logo UNS kemudian bisa di manifestasikan dalam budaya kerja UNS dalam bentuk motto “ACTIVE”.
“Untuk itu, kami ingin menggali nilai-nilai tersebut yang selanjutnya dijadikan menjadi buku atau buku saku tentang filosofi logo UNS dan akan didesiminasikan ke seluruh civitas academika UNS Surakarta,” tegas Prof. Dr. Suciati, M.Pd.
* Karakter Ke-Brawijaya-an*
Dalam forum kunjungan tersebut, Prof. Dr. Moh. Fadli, S.H., M. Hum (Ketua Komisi C) menyampaikan bahwa agenda penyusunan Buku Pedoman Karakter Ke-Brawijaya-an mengalami dinamika menarik. Mulai tahun 2022, Dewan Profesor Universitas Brawijaya membentuk 2 Pokja, yakni Pokja Penyusunan Karakter Ke-Brawijaya-an dan Pokja Etika Akademik. Pihaknya juga mengadakan Seminar Nasional tentang Karakter Ke-Brawijaya-an dan melakukan penyususunan Buku tentang Pedoman Karakter Ke-Brawijaya-an.
“Selanjutnya, melakukan Workshop Karakter Ke-Brawijaya-an dan sosialisasi Ke-Brawijaya-an untuk setiap Fakultas (dilakukan setiap bulan) sampai tahun 2024 ini,” ungkapnya.
Dijelaskan, ada satu ringkasan singkat mengenai materi Kebrawijayaan dari Adrian Perkasa, S.Hub.Int., S.Hum., MA., Ph.D yang menyampaikan Karakter Brawijaya sebagai Ikonografi Arca Hari Hara yang menggambarkan karakter Brawijaya melalui simbol Dewa Wisnu dan Dewa Siwa, termasuk atribut seperti Kirita makuta, Sangkha, dan Gada. Sedangkan dari aspek historiografi telah tercatat dalam prasasti dan karya sastra seperti Nagarakertagama dan Kidung Panji Wijaya Krama yang menggambarkan Brawijaya sebagai pemimpin yang dicintai dan pelindung agama.
“Dengan demikian, sosok Brawijaya yang terakhir dikenal sebagai Batara Vojyaya, raja yang jarang muncul, dengan Guste Pate sebagai penguasa de facto. Raden Alit adalah raja terakhir Majapahit,” papar Prof. Dr. Moh. Fadli, S.H., M. Hum.
Sedangkan, ringkasan singkat materi Kebrawijayaan dikemukakan Prof. Iwan Triyuwono, SE., Ak menggambarkan Karakter Brawijaya, dimana Brawijaya berasal dari kata “Bhra” (utusan Tuhan) dan “Wijaya” (menang) yang berarti bahwa “Utusan Tuhan yang menang dalam melindungi manusia”. Di dalamnya ada jiwa suci yang merupakan proses penyucian jiwa menjadikan individu sebagai Utusan Tuhan. Karakter Brawijayan merupakan kesatuan roh, jiwa suci, dan kesadaran ilahi untuk kreativitas dan kesejahteraan. Adapun Tridarma Brawijayan merupakan Pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dengan paradigma Brawijayan.
“Untuk mottonya adalah “Hidup Beradab Ilahi” sebagai pedoman perilaku dan aktivitas,” kata Prof. Dr. Moh. Fadli, S.H., M. Hum.
Acara berkembang menjadi forum diskusi antara Dewan Profesor UNS dengan Dewan Profesor Universitas Brawijaya yang disertai dengan tanya jawab dan saling bertukar masukan antar anggota Dewan Profesor. Selesai diskusi dilanjutkan dengan serah terima vandel atau souvenir dari masing-masing institusi, baik Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta maupun Universitas Brawijaya. Terakhir adalah foto bersama dari para Dewan Profesor sebelum kembali ke institusinya masing-masing. (ist/**)