BPBD Boyolali Pasok 216 Tangki Air Bersih ke 9 Kecamatan Terdampak Kekeringan

 

Fokus Jateng- BOYOLALI,- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa Tengah menyebutkan kendati sejumlah wilayah sudah mulai turun hujan, namun sebagian wilayah lainnya masih mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Hingga pertengahan Oktober ini dropping air bersih mencapai 1,1 juta liter.

Kepala BPBD Boyolali Suratno, mengatakan wilayah yang mengalami kekeringan dan meminta bantuan air bersih diantaranya; Wonosegoro, Wonosamodro, Kemusu, Juwangi, Cepogo, Selo dan Tamansari, Gladagsari, Andong. Permintaan air bersih tersebar di 24 desa disembilan kecamatan. Permintaan paling banyak di Kecamatan Cepogo.

“BPBD Boyolali telah mengirimkan 216 tangki air atau 1,1 juta liter. Bantuan ini menyasar 10.489 jiwa yang terdampak kekeringan,” jelasnya. Jumat 18 Oktober 2024.

Dropiing air tahun ini mulai merambah wilayah lereng Merapi-Merbabu, seperti Cepogo, Selo, Gladagsari dan Tamansari. Di empat kecamatan itu, jumlah dropping air mencapai 91 tangki air. Sedangkan wilayah utara menyasar Kecamatan Juwangi, Wonosamudro, Wonosegoro, dan Andong. Jumlah permintaan air mencapai 116 tangki.

“Dropping air menyasar 66 Dusun di 24 Desa,” tambahnya.

Permintaan air paling banyak di Desa Candigatak, Kecamatan Cepogo dengan 49 tangki. Kemudian, Desa Guwo, Wonosegoro dengan 25 tangki dan Desa Senden, Kecamatan Selo dengan 15 tangki. Lalu dua desa, Kalimati dan Ngaren di Kecamatan Juwangi dengan dropping 27 tangki.

“Memang ini sudah turun hujan dibeberapa tempat. Namun, permintaan air juga masih ada, tapi tidak sebanyak tahun lalu dibulan yang sama,” jelasnya.

Dropping air bersih ini dari berbagai sumber dana. Diantaranya, APBD Boyolali, APBN, tanggung jawas sosial lingkungan (TJSL) perusahaan dan juga PMI Boyolali. BPBD mengimbau masyarakat yang daerahnya mengalami kekeringan untuk mengajukan droping air melalui Pemerintah Desa atau kantor kecamatan dan pihaknya segera menindaklanjuti dengan melakukan droping air ke lokasi.

Salah satu warga Tamansari, Samsul mengatakan setiap musim kemarau, warga Desa Dragan mayoritas sudah kesulitan air bersih, namun tahun ini lebih parah dari tahun-tahun sebelumnya .

Warga yang mampu dapat membeli air bersih dengan harga Rp140.000 per tangki. Namun, warga kurang mampu meminta bantuan dari pemerintah daerah untuk dikirim air bersih.

“Air bersih di Desa Dragan ini, ya untuk kebutuhan sehari-hari seperti memasak, minum, mandi dan cuci. Selain itu, untuk minum ternak bagi warga yang memelihara hewan ternak.” (yull/**)