Maksimalkan Produk Lokal, Lakpesdam NU adakan Training Pengolahan Kentang Hitam

Fokus Jateng-BOYOLALI,- Kentang hitam adalah salah satu jenis kentang yang kaya akan karbohidrat dan serat. Jenis kentang satu ini diketahui memiliki beragam manfaat kesehatan, seperti mengatasi sembelit, menurunkan tekanan darah, dan mencegah kanker.

Sebagaimana diketahui, bahwa kentang hitam masih cukup langka karena masih jarang dibudidayakan. Padahal, kentang hitam memiliki kandungan nutrisi yang sangat baik untuk kesehatan dan bisa diolah menjadi beragam jenis menu makanan.

Desa Glintang Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali merupakan wilayah penghasil kentang hitam. Agak istimewa karena di desa-desa tetangga Glintang, ketika budidaya kentang hitam hasilnya tidak sebesar kentang hitam dari wilayah Glintang.

Untuk memaksimalkan produk lokal khususnya olahan dari kentang hitam, Program P3PD Desa Inklusi Lakpesdam NU bersama Kemendes RI mengadakan training pengolahan kentang hitam.

Training ini dilakukan pada Kamis, 24 Oktober 2024 di Balai Desa Glintang, diikuti 30 peserta, 4 laki-laki dan 26 perempuan.

Training ini dibuka oleh Sekdes Desa Glintang Lindra Agus Setyabudi, di fasilitasi Tim Tehnis Lakpesdam NU Husain, Fajar dan Ismail.

Sedangkan narasumber yang hadir adalah praktisi dan pengusaha olahan makanan dari Boyolali, Hendrati Sri Kristiyaningsih atau sering dipanggil Hendrat.

Sebelum praktek pengolahan kentang hitam, Hendrat memberikan pemahaman tentang pengembangan UMKM olahan makanan secara kelompok.

Dijelaskan bahwa kalau kelompok ingin eksis, anggota harus saling respek, legowo dan saling dukung.

“Tidak banyak kelompok yang bertahan lama kalau di antara anggota tidak saling menghargai dan dukung mendukung, ini kunci agar kelompok bisa eksis dan produk bisa segera dikenal,” jelas Hendrat.

Selanjutnya Hendrat dibantu tim teknis mengajak peserta melakukan praktek pembuatan emping, perkedel, kroket.

Peserta sangat antusias mengikuti training ini karena dari pihak Pemdes juga siap mendukung kelompok usaha emping ini.

“Kalau peserta serius, pihak desa akan mengalokasikan anggaran melalui BUMDes untuk membantu juga di pemasaran produk,” kata Sekdes Lindra Agus. (ist/**)