Pengunjung keluhkan Parkir Ngepruk di Boyolali Tourism Fest

pengunjung ramai-ramai mengeluhkan tarif parkir yang ngepruk atau tak sesuai aturan (doc/Fokusjateng.com)

Fokus Jateng-BOYOLALI – Boyolali Tourism Fest resmi dibuka oleh Sekda Boyolali Wiwis Trisiwi Handayani, Jumat 25 Oktober 2024. Hanya saja, setelah Boyolali Tourism Fest yang digelar selama 2 hari ini Jumat-Sabtu (25-26 Oktober 2024) di Alun-alun Lor Boyolali, banyak pengunjung mengeluhkan tarif parkir yang ngepruk atau tak sesuai aturan.
“Tarif parkir mobil diterapkan Rp 10.000 dan Rp 5.000 untuk sepeda motor. Padahal, biasanya tarif parkir insidentil mobil Rp 5.000 dan sepeda motor Rp 2.000,” kata Agus salah satu pengunjung asal Mojosongo, Boyolali.
Acara yang diselenggarakan dalam rangka hari peristiwa sedunia ini diharapkan banyak dikunjungi masyarakat.Harapan dari acara ini, masyarakat kian mengenal berbagai obyek wisata yang ada di Boyolali.
” Mau banyak pengunjungnya bagaimana? Orang parkirnya ngepruk gini. Lebih baik diberikan fasilitas parkir motor atau mobil secara resmi yang dikelola seperti yang berada di Jalan Pandanaran dengan pembayaran yang wajar supaya tidak merugikan pengunjung, ” timpal salah satu pengunjung, Radit, warga Desa Karanggeneng, Kecamatan Boyolali.
Dirinya datang ke Boyolali Tourism Fest ini dengan mengendarai sepeda motor. Baginya tarif parkir nominal Rp 5 ribu sudah diluar batas kewajaran. Apalagi lahan parkir yang digunakan juga merupakan aset milik Pemkab Boyolali.
“Kalau dilahan pribadi atau aset pribadi saya bisa memaklumi. Lha ini di lahan milik pemerintah lho,” katanya.
Sementara itu, salah satu tukang parkir yang enggan menyebut namanya mengaku fasilitas parkir di kegiatan Boyolali Tourism Fest ini dikelola oleh pemuda setempat.
“Lha ini event, dari pagi tadi kalau mau ya segitu (Rp5.000-red),” ucap salah satu petugas parkir.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Boyolali, Budi Prasetyaningsih mengatakan mengatakan parkiran ini merupakan kerjasama dengan pemuda setempat.
” Saya ga tau ya (Rp5.000-red) itu EO(Event Organizer)nya kerjasama dengan pemuda setempat,” ucapnya singkat. (**)