Fokus Jateng-BOYOLALI- Setelah sempat resah karena tidak ada kepastian terkait keberlangsungan UD. Pramono, akhirnya kegelisahan sedikitnya 1000 petani peternak sapi perah di Boyolali ini dapat bernafas lega. Pemkab Boyolali turun tangan, sehingga pada Jumat 1 November besok, UD. Pramono besok tetap akan beroperasi.
Menurut Pramono (67), pihaknya akan Kembali melayani kembaali mitranya, yakni mengembil dan menerima setoran susu, serta menyediakan pakan ternak kepada 1300 peternak sapi perah yang berada di wilayah lima kecamataan di Boyolali.
Diketahui, sebelumnya, Pramono warga Desa Singosari, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah kaget gegara rekeningnya diblokir oleh kantor pajak setempat. Pemblokiran yang ternyata terkait dengan persoalan pajak itu diketahui usai Pramono datang ke bank menarik tabungan untuk pembiayaan usahanya. Pemblokiran itu dilakukan oleh kantor pajak karena badan usaha miliknya diduga memiliki pajak terutang. Padahal, uang itu sebagian milik 1300 peternak sapi perah yang menjadi mitranya. Sehingga Pramono memutuskan untuk tidak melanjutkan usaha persusuan yang telah dirintisnya sejak 2016 silam. Ia akan berhenti beroperasi, besok ( Jumat, 01 November 2024).
Namun niatan itu terpaksa ia gugurkan, Pramono mengaku tetap menghargai upaya pemerintah kabupaten (Pemkab) Boyolali melalui Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali.
“Dinas peternakan memperjuangkan agar saya tetap jalan. Tetap buka, sementara. Nanti hasilnya (Perjuangannya) gimana, nunggu perkembangan,” kata Pramono, pada Kamis, 31 Oktober 2024.
Kendati demikian, Pramono mengaku sudah cukup lelah. Pram yang merupakan petani dan peternak tradisional tidak memiliki kemampuan dan keahlian masalah akuntasi perpajakan. Ia hanya ingin menikmati hari tuanya dengan tentram secara sederhana, sehingga keinginannya untuk menutup usahanya pun bukan sekedar gertakan. Sempat ingin kembali ke dunia pertanian. Namun, dia tetap menghargai permintaan pemerintah agar keberlangsungan 1300 dan puluhan karyawan tetap dipertahankan.
” Sebenarnya berhenti. Tapi mau diperjuangkan demi keberlangsungan karyawan dan peternak,” jelasnya.
Hingga saat ini rekening rekeningnya masih terblokir, uang sebesar Rp 670 juta yang ada di rekening bank itu milik peternak sapi yang menjadi mitranya.
” Saya sudah jual lima atau berapa ekor sapi. Setelah diblokir. Laku berapa saya lupa. Yang penting jalan (Susu dari peternak tetap diambil untuk disetorkan lagi ke Industri Pengolahan Susu).” (yull/**)