Fokus Jateng- BOYOLALI,-Fenomena upwelling (pembalikan massa air dasar waduk ke permukaan dengan membawa bahan beracun sisa pakan) terjadi di perairan Waduk Cengklik, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Cuaca dingin yang mengakibatkan upwelling ini, dampaknya cukup dirasakan pembudidaya ikan keramba jaring apung (KJA) Waduk Cengklik, belasan ton ikan di karamba milik petani mati. Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) langsung turun tangan memantau ke lokasi.
Kabid Perikanan Disnakan Boyolali Nurul Nugroho mengatakan peristiwa ikan KJA Waduk Cengklik mati massal bermula pada Jumat 01 November 2024 sore. Saat itucuaca di waduk mendung. Selama seharian itu, tidak ada angin. Kondisi itu mengakibatkan naiknya massa air dasar waduk ke permukaan dengan membawa bahan beracun sisa pakan.
“Lalu hari Sabtu (02 November) ikan-ikan di KJA mati massal,” jelasnya pada Minggu 03 November 2024.
Hujan mengguyur wilayah Boyolali hingga Sabtu sore, semakin menambah kematian ikan hingga Sabtu malam. Disnakan yang menerima laporan itu langsung melakukan monitoring.
“Dampak upwelling ini menyebabkan 11,7 ton ikan mati. Ikan-ikan itu milik 17 anggota kelompok Tirto Pangurangan dengan total kerugian ditaksir mencapai Rp 327,6 juta,” paparnya.
Disnakan Boyolali mengimbau agar petani KJA mengurangi pemberian pakan ikan sampai cuaca dab kondisi perairan membaik. Kemudian segera mengevakuasi ikan yang mati dari badan air dengan penguburan. Lalu sebagian lainnya bisa diberikan ke ikan lele serta sebagian kecil yang masih layak bisa dijual.
“Kami juga menampung beberapa harapan dan masukan para petani KJA. Mereka meminta agar ada kajian daya dukung perairan Waduk Cengklik untuk jumlah KJA yang optimal. Kami masih terus monitoring dan besuk akan ada pendampingan dari penyuluh perikanan,” tandasnya.(yull/**)