Fokus Jateng-BOYOLALI- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Boyolali menggelar simulasi pemungutan dan penghitungan suara Pilkada serentak di TPS 9 Desa/Kecamatan Cepogo, Selasa 5 November 2024.
Dalam simulasi ini, satu orang warga membutuhkan waktu 30-60 detik untuk mencoblos surat suara. Waktu dihitung mulai dari warga membuka surat suara, mencoblos, hingga melipat surat suara di tempat pemungutan suara (TPS).
Simulasi pencoblosan ini sangat membantu terutama bagi pemilih pemula. Seperti Puthut Abdau, Abel Ridho ini. Kedua siswa SMA 1 Cepogo itu mengaku baru akan memilih di Pilkada serentak 27 November nanti.
” Kemarin Pilpres belum genap 17 tahun. Ya baru ini (Pilkada) akan memilih. Simulasi ini sangat membantu karena bisa mengetahui tata cara memilih yang sah,dan tadi tidak ada kesulitan. Lancar. Mudah,” kata Puthut.
Diketahui, Dalam simulasi pencoblosan Pilkada 2024 tersebut di Boyolali, terdapat dua jenis surat suara buatan terdiri dari pemilihan bupati-wakil bupati dan gubernur-wakil gubernur. Terlihat surat suara buatan tersebut terdapat tiga pilihan yang berisi makanan. Setelah persiapan KPPS selesai, warga kemudian melakukan pencoblosan.
Komisioner KPU Divisi Teknis Penyelenggaraan, Wakhid Toyib mengatakan simulasi ini untuk mengetahui bagaimana tata cara proses pemungutan dan penghitungan suara. Secara rinci hal-hal di dalam pelaksanaan simulasi akan dicatat sebagai bahan evaluasi. Termasuk waktu pemilih di dalam bilik suara.
“Dalam simulasi ini kami juga mengundang seluruh Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) se Boyolali.”
Wakhid Thoyib, mengatakan TPS 9 Desa Cepogo dipilih untuk menjadi tempat simulasi karena memiliki jumlah pemilih terbanyak yaitu 600 orang. Wakhid menjelaskan ada 288 pemilih laki-laki dan 312 pemilih perempuan. Pada Pilkada 2024, ketentuan maksimal dalam satu TPS maksimal 600. Ia juga berharap petugas KPPS di TPS 009 dapat melayani pemilih yang jumlahnya sangat banyak tersebut dengan baik.
“Hal-hal yang terjadi bisa menjadi bahan untuk melakukan terobosan agar pada 27 November nanti pemungutan suara berjalan lancar. Selain itu, simulasi juga untuk mencegah terjadinya kesalahan agar tak terjadi pemungutan suara ulang (PSU),” pungkasnya. (yull/**)