Anak di Boyolali di Setubuhi Ayah dan Kakek, Terungkap Saat Hamil 7 Bulan

Kuasa hukum korban, Poppy Agustina Panduwinata (yull/Fokusjateng.com)

Fokus jateng-BOYOLALI,-Seorang gadis bawah umur menjadi pelampiasan nafsu bejat ayah kandung bersama Kakek Kandungnya di Boyolali.
Informasi yang dihimpun, pelaku sudah berulang kali melakukan aksinya sejak korban masih kelas 5 SD. Kasus ini baru terungkap setelah korban kelas 9 SMP dan hamil 7 bulan.
Kakek berinisal S (61) sempat berupaya melarikan diri, namun warga yang geram terlebih dulu menjemput paksa pelaku. Kakek S yang diamankan warga pun telah diserahkan ke Polres Boyolali. Sementara ayah kandung korban berinsial D (34) yang juga diduga menyetubuhi korban hingga berita ini diturunkan masih buron.
Korban pun melaporkan D ke Polres Boyolali. Didampingi tim kuasa hukumnya, korban tiba di Polres Boyolali, pada Kamis, 08 November 2024 sekira pukul 10.30 WIB. Ibu bunga dan tim kuasa hukum kemudian membuat laporan ke ruang SPKT Polres Boyolali.
” Korban kini hamil 7 bulan, saat ini usianya baru 15 tahun,” kata Kuasa hukum korban, Poppy Agustina Panduwinata, saat ditemui wartawan. Jumat.
Poppy menuturkan terungkapnya kasus ini bermula dari kondisi perut korban yang semakin membesar. Saat itu Budhe dan ibu korban yang sudah curiga, meminta korban untuk melakukan testpack (tes kehamilan). Diketahui ternyata hasilnya positif. Mereka selanjutnya mencecar korban dengan pertanyaan siapa yang menghamili korban. Awalnya korban tidak mau menjawab namun akhirnya korban menyebut bahwa yang melakukan persetubuhan terhadap dirinya adalah kakek kandungnya. Korban juga mengaku bahwa ayah kandungnya juga ikut serta menyetubuhi dirinya.
“Tadi sudah kami laporkan, kami juga minta bantuan Polres Boyolali untuk menangkap pelaku yang masih buron,” katanya.
Menurut Poppy, kakek korban melakukan Tindakan tercela itu sejak 2020, saat itu korban masih kelas 5 SD. Kali pertama dilakukan disebuah hotel di Boyolali.
“Setelah itu dilakukan berkali kali di rumah kakek. Kemudian, mulai Januari 2024 ini, korban juga dilakukan oleh ayahnya sendiri,” katanya.
Ia menambahkan, psikologi korban memang masih terguncang apalagi dilakukan oleh kakek dan ayahnya. Tapi saat ini kondisi korban sudah jauh lebih membaik, karena banyak dukungan baik dari keluarga bahkan lingkungan.
“Bahkan, warga lingkungan sangat peduli dan banyak yang memberi dukungan.” (yull/**)