Fokus Jateng- BOYOLALI,-Puluhan masyarakat Desa Tanjungsari, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali antusias mengikuti pelatihan budidaya pemanfaatan belut. Bahkan juga dilakukan cara pengolahan untuk meningkatkan nilai ekonomi serta pemasarannya.
Sebagaimana diketahui, belut adalah makanan lezat, bergizi tinggi dengan seperti omega-3 dan selenium. Usaha belut masih berpeluang yang bagus karena permintaan pasar cukup tinggi, ada potensi ekspor ke Jepang, Korea dan China. Produk olahan dari belut juga makin variative dan menarik seperti sosis, abon bakso maupun kripik belut.
Melihat potensi demikian besar,sebagian warga yang dulu pernah membuat kelompok usaha lele mengusulkan kepada Pemdes Tanjungsari untuk membuat pelatihan bubidaya belut. Usulan tersebut mendapat respon positif dari Kades Tanjungsari.
Sebagai salah satu lokus desa inklusi, kegiatan pelatihan ini bisa terlaksana dengan dukungan dari P3PD (Program Penguatan Pemerintah Dan Pembangunan Desa) Kemendes RI Bersama Lakpesdam PBNU.
Pelatihan digelar Rabu, 13 November 2024 di Aula Balai Desa Tanjungsari Banyudono Boyolali. Pelatihan ini diikuti 30 warga dengan narasumber Suwardi dari Omah Belut Jogjakarta.
Supriyanto selaku Kepala Desa mengharapkan para peserta untuk serius menyerap pengetahuan budidaya belut. Ke depan Pemdes Tanjungsari akan mengawal dengan memberikan bantuan terpal dan bibit secara personal.
“Pendekatan personal kami gunakan agar para pembudidaya lebih serius dan semangat. Karena dengan pendekatan kelompok, ketidakkompakan terkadang membuat usaha menjadi melemah”, Kata Supriyanto.
Sementara, Suwardi yang telah 20 tahun berpengalaman dalam budidaya belut, memberikan penjelasan tentang pernak-pernik budidaya belut.
“Hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya belut antara lain, pengetahuan tehnik budidaya, lokasi, kualitas lumpur, bibit, pakan, kesehatan belut. Selanjutnya pemasaran yang efektif, inovasi produk olahan dan managemen usaha yang baik”, Jelas Suwardi yang mempunyai 200 kolam belut dan rumah makan special belut di Sleman Jogja.
Lebih lanjut, Suwardi mengajak diskusi dan tanya jawab dengan peserta seputar budidaya, kendala, penyakit dan keberlanjutannya.
“Kita harus bisa jaga kualitas produk kita agar konsumen puas, selalu meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan baru, termasuk melakukan pemasaran via digital”, kata Suwardi diakhir pelatihan. (ist/**)